disrupsi.id - Medan | Ratusan warga Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut) terpaksa mengungsi sementara. Pasalnya aktifitas pengeboran sumur yang dilakukan PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) menimbulkan gas beracun.
"Ada sekitar 300 kepala keluarga dari Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga Kecamatan Puncak Sorik Marapi yang mengungsi sementara. Saat ini petugas masih melakukan pendataan," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, Muksin Nasution, Jumat (23/2/2024).
Muksin menyebutkan ratusan warga tersebut mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tak hanya itu, BPBD juga mendirikan tenda di RSUD Panyabungan untuk tempat pasien yang terdampak keracunan gas.
"Akibat dari kejadian tersebut mengakibatkan banyaknya masyarakat yang mengalami keracunan gas muntah – muntah, lemas dan pingsan," jelasnya.
Tak hanya mengungsi, petugas BPBD juga mencatat ratusan warga harus mendapatkan perawatan di puskesmas dan rumah sakit terdekat. Tercatat sebanyak 123 orang yang mengalami keracunan gas. Korban bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak anak dan ada ibu hamil.
"123 korban dirawat di rumah sakit dan puskesmas antara lain di RSUD Panyabungan sebanyak 38 orang, 40 orang di RS Permata Madina Panyabungan, 40 orang dirawat di Puskesmas Sibanggor Jae, 3 orang di Puskesmas Kayulaut dan 2 orang di Klinik Bidan Irma Desa Huta Tinggi," paparnya.
Terpisah, Kapolres Madina, AKBP Arie Sofandi Paloh membenarkan warga ada yang mengungsi untuk menghindari kemungkinan keracunan gas dari kegiatan PT SMGP.
"Warga ada yang mengungsi untuk menghindari kemungkinan ada nya keracunan tersebut. Evakuasi masih di desa itu juga bukan keluar desa. Karena ini sifatnya sepintas. Inikan melalui udara, jadi begitu diinfokan ada warga yang masuk ke rumah sakit, warga yang ada di sana bergeser ke satu titik yang dianggap tidak berdampak tapi masih di Desa Sibanggor Julu juga salah satunya ke rumah kades," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Community Relation PT SMGP Ade Robi Cahyadi mengatakan saat ini PT SMGP masih fokus dalam penanganan masyarakat dengan mengerahkan ambulans dan kendaraan untuk menjemput masyarakat yang mengeluhkan kondisi kesehatannya untuk dibawa ke rumah sakit.
"Sementara ini kondisi di desa sudah tertangani dan operasi perusahaan tetap berjalan normal. Aparat keamanan sudah dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban," ungkapnya.
Diketahui, warga yang mengalami keracunan gas akibat aktivitas PT Sorik Merapi Geothermal Power sudah berulangkali terjadi. Misalnya pada 25 Januari 2021 terjadi kebocoran gas beracun dari sumur pengeboran di Wellpad Tenggo. Dalam insiden itu, lima orang meninggal dunia dan 44 orang pingsan akibat menghirup gas beracun.
Tak berhenti sampai di situ, kebocoran gas beracun dari aktifitas PT SMGP kembali terulang. Pada Senin 7 Maret 2022, tercatat 58 orang mengalami keracunan gas H2S dari kegiatan PT SMGP. Seluruh korban mendapatkan perawatan di rumah sakit karena mengalami mual-mual, pusing dan sesak nafas.
Kemudian pada Sabtu 17 September 2022, delapan orang jatuh pingsan akibat keracunan gas dari lokasi Wellpad Tenggo proyek milik PT SMGP. Polisi melakukan penyelidikan. Meski mengambil banyak korban jiwa, proyek tersebut tetap beroperasional kembali. (*)
Baca Juga
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.
Tags
Peristiwa