Kapolres Madina, AKBP Arie Sofandi Paloh mengatakan peristiwa itu terjadi pada Kamis (23/2/2024). PT SMGP melaksanakan aktivitas Uji Sumur V-01 (Well Test) di lokasi Wellpad V pada pukul 09.00 WIB.
"Kemudian pada pukul 10.00 WIB, PT SMGP melaksanakan briefing keselamatan kerja dengan melakukan penerbangan drone untuk melakukan pengecekan masyarakat radius 300 meter dan melakukan pengecekan melalui alat detector H2S," kata Arie, Jumat (23/2/2024)
Arie menyebutkan pada pukul 11.10 WIB, PT SMGP melaksanakan kegiatan aktivitas uji sumur V-01 (well test) di Wellpad V. Namun sekitar pukul 18.45 WIB, saat aktivitas Well Test V-01 di WellPad V berlangsung, warga mengalami keracunan.
"Ada laporan dari warga yang mencium aroma bau busuk dan diduga kuat berasal dari aktivitas uji sumur yang sedang berlangsung, sehingga membuat sebagian warga Desa Sibanggor Julu turun menuju simpang pos Pemantau Gunung Sorik Marapi yang berada di Desa Sibanggor Tonga untuk melakukan evakuasi diri," ujarnya.
Menurut Arie sekira pukul 19.10 WIB, warga Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga merasakan aroma bau busuk semakin menyengat sehingga membuat masyarakat yang berada di lokasi merasakan mual, muntah dan hingga tidak sadarkan diri.
"Bersamaan pada kejadian evakuasi tersebut arus PLN di Desa Sibanggor mengalami padam listrik, sehingga membuat warga menjadi panik dan meminta bantuan mobil ambulans untuk melakukan evakuasi ke rumah sakit," paparnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, Muksin Nasution mengatakan sebanyak 123 warga yang mengalami keracunan gas. Mereka merupakan warga Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga Kecamatan Puncak Sorik Merapi.
"Kejadiannya pada Kamis 22 Februari 2024 pukul 19.15 WIB. Saat itu PT SMGP melakukan percobaan pembukaan lubang bor yang mengakibatkan warga banyak mengalami mual, muntah, pusing dan pingsan," katanya, Jumat (23/2/2024)
Muksin merinci 123 korban dirawat di rumah sakit dan puskesmas antara lain di RSUD Panyabungan sebanyak 38 orang, 40 orang di RS Permata Madina Panyabungan, 40 orang dirawat di Puskesmas Sibanggor Jae, 3 orang di Puskesmas Kayulaut dan 2 orang di Klinik Bidan Irma Desa Huta Tinggi.
"Korban mengalami muntah - muntah, lemas dan pingsan. Korban jiwa tidak ada. Ada sebagian korban yang sudah pulang dan sebagian lainnya masih dirawat. Petugas saat ini masih melakukan pendataan di lokasi," paparnya.
Diketahui, warga yang mengalami keracunan gas akibat aktivitas PT Sorik Merapi Geothermal Power sudah berulangkali terjadi. Misalnya pada 25 Januari 2021 terjadi kebocoran gas beracun dari sumur pengeboran di Wellpad Tenggo. Dalam insiden itu, lima orang meninggal dunia dan 44 orang pingsan akibat menghirup gas beracun.
Tak berhenti sampai di situ, kebocoran gas beracun dari aktifitas PT SMGP kembali terulang. Pada Senin 7 Maret 2022, tercatat 58 orang mengalami keracunan gas H2S dari kegiatan PT SMGP. Seluruh korban mendapatkan perawatan di rumah sakit karena mengalami mual-mual, pusing dan sesak nafas.
Kemudian pada Sabtu 17 September 2022, delapan orang jatuh pingsan akibat keracunan gas dari lokasi Wellpad Tenggo proyek milik PT SMGP. Polisi melakukan penyelidikan. Meski mengambil banyak korban jiwa, proyek tersebut tetap beroperasional kembali. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.