Etalase Barang Impor Luxury

Pemicu Caleg Rentan Mengalami Stres Jika Kalah Pemilu

disrupsi.id - Medan | Pemilihan Umum (Pemilu) digelar pada 14 Februari 2024. Stres menjadi ancaman bagi para calon anggota legislatif (Caleg) yang gagal dalam Pemilu 2024. Bahkan tak sedikit pula yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Ketua Program Studi Psikiatri FK USU, Prof. Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked, Sp.KJ, Subsp.B.P (K) mengatakan, stres merupakan reaksi adaptasi yang sifatnya sementara. Namun, dapat berubah menjadi distres atau stres negatif terutama bagi mereka yang sudah mempersiapkan diri secara optimal.

"Kecuali orang tersebut memang sudah memiliki faktor risiko sebelumnya, apalagi bagi mereka yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya bisa saja memiliki kerentanan untuk distres atau stres negatif," kata Elmeida, Selasa (13/2/2024).

1. Faktor yang memperparah stres dialami caleg gagal

Elmeida mengidentifikasi tiga kategori Caleg berdasarkan motivasi dan tujuan mereka dalam mencalonkan diri, yakni sungguh-sungguh berniat, mengikuti atau menjalankan kebijakan partai, dan hanya sekedar mengisi kuota.

"Ada 3 kategori pendaftar caleg, pertama memang berniat sungguh sungguh ingin mencalonkan diri dengan persiapan optimal; menjalankan kebijakan partai, terpilih syukur, tidak juga tidak apa apa; ketiga, ⁠sekedar pelengkap memenuhi kuota," imbuhnya.

Namun, lanjutnya, tak jarang banyak Caleg yang melibatkan diri dengan serius dalam proses kampanye, bahkan hingga merelakan segala sumber daya yang dimiliki, termasuk waktu, tenaga, dan bahkan dengan menempuh langkah ekstrim seperti menjual ginjal.

"Banyak Caleg yang habis habisan mengeluarkan waktu, tenaga, uang untuk kampanyenya, bahkan ada juga yang sampai menjual ginjal," imbuhnya.

Elmeida menilai ada faktor-faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi stres dan kesehatan mental seseorang, yakni genetik, kematangan pribadi, ciri kepribadian, berat ringannya stresor yang dihadapi, dan dukungan psikososial yang tersedia.

"Bagi caleg yang gagal terpilih, pengalaman ini bisa menjadi pukulan emosional yang berat. Mereka mungkin merasakan berbagai macam emosi negatif, mulai dari kekecewaan dan stres hingga kemarahan, rasa bersalah, dan malu," terangnya.

2. Antisipasi agar tidak stres saat mengalami kegagalan di pemilu

Gagal terpilih, tambahnya, dapat menjadi pengalaman yang menimbulkan stres bagi caleg karena mereka telah mempersiapkan diri dengan matang dan berharap untuk terpilih.

"Namun harapan tersebut tidak tercapai, sehingga caleg merasa kecewa dan stres. Selain stres dan depresi mereka yang gagal terpilih juga dapat merasa emosi negatif lainnya seperti  kemarahan, rasa bersalah, malu," imbuh Guru Besar USU ini.

Oleh karena itu, Elmeida menekankan pentingnya persiapan mental sebelum dan sesudah terjun ke dunia politik, termasuk kesiapan untuk menghadapi kemungkinan kegagalan.

"Mempersiapkan mental sebelum dan sesudah terjun ke dunia politik adalah modal utama bagi para pemimpin dan Caleg, menanamkan dalam jiwa untuk siap kalah adalah sebuah keharusan. Untuk itu diharapkan para Caleg mempersiapkan mental sematang mungkin untuk mengikuti dinamika pemilu 2024," tutupnya. (*) 

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال