Etalase Barang Impor Luxury

Sekeluarga di Gaza Terpaksa Makan Kaktus Akibat Krisis Pangan


disrupsi.id - Gaza |
Warga di Jalur Gaza, yang sudah lama dilanda krisis kemanusiaan, sekarang terpaksa mengonsumsi kaktus sebagai sumber makanan akibat kelangkaan pangan yang semakin parah. Dengan blokade yang diberlakukan oleh Israel dan masalah ekonomi yang terus memburuk, penduduk Gaza terjebak dalam situasi yang memprihatinkan.

Arwan Al Awadeya salah satu pengungsi di Gaza mengaku mencari kaktus di dekat perbatasan. Sebab tak punya persediaan makanan lagi. Kini untuk bertahan hidup keluarganya terpaksa memakan kaktus.

"Kini kami kelaparan, kehabisan semuanya. Gak ada makanan. Dulu ada tumbuhan bunga mallow dan wortel. Sekarang sudah tak ada lagi. Kami pilih opsi terakhir kaktus. Kami makan kaktus bahkan dengan durinya, " kata Arwan.

Tak hanya dirinya, putrinya yang masih balita juga memakan kaktus agar tidak kelaparan. Akibat krisis pangan, ia mengaku dalam sebulan mengalami penurunan berat badan mencapai 30 kilogram.

"Anak saya juga makan kaktus. Saya takut tidak bisa mendapatkan kaktus lagi. Satu bulan saya turun 30 kilogram, karena gak ada makanan. Ini makanan kami di Gaza Utara, " ungkapnya.

Badan Bantuan PBB mencatat sekitar 576.000 warga Gaza atau 1/3 populasi di ambang kelaparan. Banyak warga Gaza yang sekarang mencari makanan alternatif, termasuk kaktus, untuk bertahan hidup. Kaktus, yang biasanya dianggap sebagai tanaman hias atau pagar, kini menjadi opsi terakhir bagi banyak keluarga yang tidak mampu membeli bahan makanan pokok.

Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa mengonsumsi kaktus bisa membawa risiko kesehatan karena dapat menyebabkan iritasi lambung dan gangguan pencernaan. Namun, bagi banyak warga Gaza, ini adalah pilihan antara kelaparan atau mengambil risiko kesehatan.

Krisis pangan di Gaza semakin memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sangat parah. Masyarakat internasional menyerukan bantuan darurat untuk membantu meringankan penderitaan yang dialami oleh penduduk Gaza dan mendesak agar blokade yang berkepanjangan segera diakhiri untuk memungkinkan akses bantuan kemanusiaan yang lebih besar.

Organisasi kemanusiaan lokal dan internasional telah merespons dengan mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan ke Gaza untuk membantu mengatasi krisis ini. Namun, sumber daya yang terbatas dan hambatan logistik yang kompleks membuat distribusi bantuan menjadi tantangan tersendiri.

Beberapa lembaga kemanusiaan juga telah memulai program pendidikan dan pelatihan untuk membantu penduduk Gaza memanfaatkan sumber daya lokal secara lebih efektif, termasuk mengenai cara memanfaatkan tanaman kaktus dengan aman dan memberikan informasi tentang diet yang seimbang.

Sementara itu, perwakilan dari berbagai negara dan badan internasional terus menekan untuk mengakhiri blokade yang diberlakukan terhadap Gaza. Mereka menekankan perlunya solusi politik jangka panjang untuk mengakhiri konflik dan memastikan akses yang lebih baik bagi penduduk Gaza terhadap kebutuhan dasar, termasuk pangan, obat-obatan, dan layanan kesehatan.

Dalam konteks ini, upaya diplomasi dan negosiasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam konflik di Timur Tengah menjadi semakin penting untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi warga sipil, termasuk penduduk Gaza yang terdampak oleh krisis kemanusiaan ini. (*) 



Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال