disrupsi.id - Medan | Polisi melakukan penyelidikan setelah 123 warga keracunan gas dari aktivitas uji sumur yang dilakukan PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) di Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut).
"Petugas masih di lapangan melakukan penyelidikan. Dari PT SMGP ada yang dimintai keterangan, tapi baru sebatas kronologis dan teknis pelaksanaan," kata Kapolres Madina, AKBP Arie Sofandi Paloh, Jumat (23/2/2024).
Arie menyebutkan dari pemeriksaan izin pelaksanaan aktivitas PT SMGP memang sudah lengkap. Namun begitu, Tim Gegana Polri dari Polda Sumut telah diturunkan ke lokasi untuk memastikan apakah lokasi sudah steril dan untuk memastikan penyebab dari kejadian itu.
"Kalau izin pelaksanaan sudah pasti dan sudah lengkap. Semua sudah dijalankan. Tinggal untuk memastikan apakah itu betul kebocoran atau tidak, memerlukan tim khusus. Jadi pagi tadi tim bahan beracun dari Gegana Polri Polda Sumut sudah bergeser untuk memastikan apakah sudah steril atau tidak karena menggunakan alat khusus," ujarnya.
Menurutnya saat aktivitas uji sumur dilakukan PT SMGP juga turut disaksikan kepala desa hingga camat. Tak hanya itu mayoritas pekerja di PT SMGP juga merupakan warga sekitar sehingga mereka sudah mengetahui kegiatan aktivasi tersebut.
"Tapi dari segi administrasi tidak ada kesalahan. Mulai dari sosialisasi karena kades camat, juga ikut di lokasi sumur itu. Sebagian pekerja PT SMGP juga warga di sana dipekerjakan mulai dari keamanan desa sampai petugas khusus. Cuma tenaga ahli dari luar. Jadi mereka mengetahui kegiatan itu," pungkasnya.
Arie menambahkan jarak kegiatan aktivasi PT SMGP dengan pemukiman warga hanya berkisar 1 km. Sebelum aktivasi, juga sudah dilakukan sosialisasi kepada warga sekitar.
"Jadi yang terdampak ini warga sekitar yang ada di bawah lokasi PT SMGP. Jadi bukan di lokasi pekerjaan. Sebenarnya sekitar 1 km - 1,5 km jarak proyek dengan pemukiman. Adapun daerah situ terkenal uap panasnya, jadi udaranya tercium bau belerang cukup kuat, tapi belum bisa dipastikan apakah itu kandungannya," ungkapnya.
Saat ini, tambah Arie, kegiatan aktivitas uji sumur telah dihentikan PT SMGP sementara. Selain itu, warga yang terdampak gas beracun sudah dievakuasi ke rumah sakit dan puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan.
"Lokasi aktivasi pembukaan sumur berhenti , sementara ditutup. Fokus utama kami bagaimana masyarakat terdampak kita obati dulu," ujarnya.
Mengenai peristiwa keracunan gas berulang yang dialami warga dari kegiatan PT SMGP, menurut Arie masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Administrasi sudah kita lakukan penyelidikan dan memang izin sesuai. Tinggal lagi bagaimana mitigasi ataupun SOP terkait masyarakat. Karena sampai sekarang di desa itu belum dilengkapi alat pernafasan bantu apabila ada kejadian, kemudian SOP nya bagaimana. Itu yang nanti kita arahkan. Tapi tetap dilakukan penyelidikan untuk memastikan kenapa kejadian ini terjadi berulang," bebernya.
Terpisah, Koordinator Community Relation PT SMGP Ade Robi Cahyadi mengatakan kegiatan aktivasi segera dihentikan ketika PT SMGP mendengar adanya laporan bau menyengat.
"Kegiatan aktivasi segera dihentikan begitu mendengar adanya laporan bau menyengat dan kepala desa berserta tim CDCR melakukan pemeriksaan di desa dan memberi info indikasi bau sudah tidak ada begitu mereka tiba di desa," urainya.
Ade Robi menegaskan saat ini PT SMGP masih fokus dalam penanganan masyarakat dengan mengerahkan ambulans dan kendaraan untuk menjemput masyarakat yang mengeluhkan kondisi kesehatannya untuk dibawa ke rumah sakit.
"Sementara ini kondisi di desa sudah tertangani dan operasi perusahaan tetap berjalan normal. Aparat keamanan sudah dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban," ungkapnya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, Muksin Nasution mengatakan sebanyak 123 warga Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga Kecamatan Puncak Sorik Merapi mengalami keracunan gas dari kegiatan PT SMGP.
"Kejadiannya pada Kamis 22 Februari 2024 pukul 19.15 WIB. Saat itu PT SMGP melakukan percobaan pembukaan lubang bor yang mengakibatkan warga banyak mengalami mual, muntah, pusing dan pingsan," katanya, Jumat (23/2/2024)
Muksin merinci 123 korban dirawat di rumah sakit dan puskesmas antara lain di RSUD Panyabungan sebanyak 38 orang, 40 orang di RS Permata Madina Panyabungan, 40 orang dirawat di Puskesmas Sibanggor Jae, 3 orang di Puskesmas Kayulaut dan 2 orang di Klinik Bidan Irma Desa Huta Tinggi.
"Korban mengalami muntah - muntah, lemas dan pingsan. Korban jiwa tidak ada. Ada sebagian korban yang sudah pulang dan sebagian lainnya masih dirawat. Petugas saat ini masih melakukan pendataan di lokasi," paparnya. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.