Sementara itu, suhu di Jakarta bahkan menembus angka 35 derajat Celcius, membuat aspal jalanan terasa memancarkan panas seperti perapian. Di Jawa Timur, Surabaya tak luput dari teriknya matahari. Termometer menunjukkan angka 38 derajat Celcius, bagaikan sauna alami yang membakar kulit.
Fenomena ini tak hanya melanda kota-kota besar. Di pedesaan, sawah dan ladang yang biasanya hijau kini tampak kering kerontang.
Gelombang panas ini bukan sekadar fenomena alam biasa. Ada berbagai faktor yang berkontribusi, seperti perubahan iklim global dan El Nino. Hal ini memicu kekhawatiran akan dampak jangka panjang, seperti kekeringan, krisis air, dan bahkan gangguan kesehatan.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca panas ekstrem yang melanda Indonesia ini disebabkan oleh perubahan iklim global. Yakni Peningkatan emisi gas rumah kaca secara global menyebabkan suhu bumi meningkat, termasuk di Indonesia.
Selanjutnya fenomena La Nina, di mana suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih dingin dari biasanya, berpotensi meningkatkan curah hujan di Indonesia. Namun, pada saat yang sama, La Nina juga dapat menyebabkan penurunan kelembaban udara, sehingga memperparah efek panas matahari.
Dan cuaca panas ekstrem ini juga bisa disebabkan oleh kondisi lokal seperti topografi, angin, dan tutupan awan juga dapat memengaruhi intensitas panas di suatu wilayah.
Tips Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem
1. Menjaga Tubuh Agar Tetap Terhidrasi:
- Minum air putih yang cukup (minimal 8 gelas per hari) secara teratur, meskipun tidak merasa haus.
- Hindari minuman manis, bersoda, dan berkafein karena dapat memperparah dehidrasi.
- Konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya air, seperti semangka, melon, dan mentimun.
- Hindari konsumsi makanan yang berat dan berlemak karena dapat meningkatkan suhu tubuh.
- Konsumsi makanan yang kaya elektrolit seperti pisang dan kelapa muda untuk membantu rehidrasi.
2. Melindungi Diri dari Sinar Matahari:
- Batasi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari (jam 10.00 - 16.00 WIB).
- Gunakan topi lebar, kacamata hitam, dan payung saat beraktivitas di luar ruangan.
- Oleskan tabir surya dengan SPF minimal 30 pada semua bagian tubuh yang terbuka, 30 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan, dan ulangi setiap 2 jam sekali.
3. Menjaga Suhu Tubuh:
- Kenakan pakaian yang longgar dan berbahan tipis seperti katun atau linen.
- Hindari pakaian berwarna gelap karena menyerap panas lebih banyak.
- Mandi air dingin atau berendam di air dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
- Gunakan kipas angin atau AC untuk menjaga ruangan tetap sejuk.
- Istirahat yang cukup dan kelola stres dengan baik.
4. Memperhatikan Kelompok Rentan:
- Berikan perhatian lebih kepada bayi, lansia, dan orang dengan penyakit kronis karena mereka lebih rentan terhadap dehidrasi dan heatstroke.
- Bantu tetangga atau anggota keluarga yang membutuhkan, terutama lansia yang hidup sendirian.
5. Menjaga Kebersihan Lingkungan:
- Siram tanaman di sekitar rumah untuk meningkatkan kelembaban udara.
- Hindari pembakaran sampah atau benda lain yang dapat memperburuk kualitas udara.
6. Informasi dan Kewaspadaan:
- Pantau informasi terbaru tentang prakiraan cuaca dari sumber terpercaya.
- Waspada terhadap gejala dehidrasi seperti haus berlebihan, pusing, dan kelelahan.
- Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala heatstroke seperti demam tinggi, kram otot, dan kebingungan.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat mengantisipasi dan melindungi diri dari dampak cuaca panas ekstrem
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.