disrupsi.id - Jakarta | Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tak lagi menunjukkan kenaikan sejak Minggu hingga Senin pukul 17.00 WIB. Suara PSI untuk skala nasional masih bertahan di angka 3,13 persen, setelah sebelumnya melonjak dari sekitar 2,8 persen. Kenaikan tersebut mencuri perhatian sebagai anomali, tetapi sejak kemarin, perolehan suara partai ini mengalami stagnasi.
Saat ini, PSI mencatatkan 3,13 persen atau sekitar 2.404.427 suara, hasil penghitungan sementara melalui Sirekap KPU dengan data 65,86 persen atau 542.190 dari total 823.236 TPS.
Lonjakan suara PSI sebelumnya menarik perhatian, bahkan melampaui hasil quick count lembaga survei. Quick count Litbang Kompas, Voxpol, Lembaga Survei Indonesia (LSI), dan Charta Politika mencatat angka sekitar 2,81 persen hingga 2,95 persen.
Dengan perolehan tersebut, PSI berpotensi tidak lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen menurut UU Pemilu. Juru Bicara PSI, Dedek Prayudi, menilai PSI dijadikan 'alat' untuk mendelegitimasi hasil Pemilu 2024, sementara ia menyoroti lonjakan signifikan pada partai lain seperti Gelora dan PKB.
"Kami heran kenapa yang dipersoalkan adalah PSI? Muncul kemudian bahwa ada upaya orkestrasi untuk mendelegitimasi pemilu dalam hal ini pilpres menggunakan pileg yang dalam hal ini PSI dijadikan proksinya," ujar Dedek Prayudi.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.