disrupsi.id - Medan|Pernahkah kamu merasa tertekan saat menghadapi masalah, cemas sebelum ujian, atau sedih setelah kehilangan? Sederet perasaan tersebut adalah hal yang wajar, dan cara kita mengatasinya disebut mekanisme koping.
Mekanisme koping adalah strategi yang kita gunakan untuk menghadapi situasi stres atau sulit yang sedang dialami.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa istilah "coping mechanism" mulai digunakan secara luas pada pertengahan abad ke-20, seiring dengan perkembangan teori stres. Berikut beberapa tokoh yang berkontribusi dalam perkembangan konsep ini:
1. Cannon (1932)
Walter Cannon, seorang fisiolog, memperkenalkan konsep "fight-or-flight response". Konsep ini menjelaskan bagaimana tubuh bereaksi terhadap stres dengan memicu respon fisiologis seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
2. Lazarus (1966)
Richard Lazarus, seorang psikolog, mengembangkan teori stres transaksional. Teori ini menekankan pada interaksi individu dan lingkungan dalam menentukan bagaimana stres dihadapi. Lazarus menggunakan istilah "coping processes" untuk menggambarkan strategi yang digunakan individu untuk mengelola stres.
3. Folkman (1984)
Susan Folkman, seorang psikolog, melanjutkan penelitian Lazarus dan mengembangkan teori appraisal. Teori ini berfokus pada bagaimana individu menilai dan menginterpretasikan situasi yang stres, dan bagaimana penilaian tersebut memengaruhi pilihan strategi koping. Folkman dan Lazarus menggunakan istilah "coping mechanisms" untuk menggambarkan strategi yang digunakan individu untuk mengatasi stres.
Sejak saat itu, istilah "coping mechanism" telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian dan publikasi psikologi untuk menjelaskan strategi yang digunakan individu dalam menghadapi stres dan situasi sulit.
Lantas, bagaimana cara kerja mekanisme koping?
Bayangkan, stres sebagai monster yang ingin menyerangmu. Mekanisme kopingmu adalah senjata untuk melawannya. Ada dua jenis utama:
1. Fokus pada Masalah
Kamu mencari solusi aktif untuk mengatasi stres. Contohnya, belajar dengan giat untuk menghadapi ujian.
Atau dalam lingkungan kerja, misalnya, kamu mencoba mengubah situasi agar lebih menguntungkan. Seperti bernegosiasi dengan atasan untuk mengubah jadwal deadline.
2. Fokus pada Emosi
Kamu menerima situasi yang membuatmu terluka, tertekan, dan berusaha beradaptasi dengan situasi tersebut. Contohnya hubungan yang tidak sehat. Seseorang yang kamu cintai meninggalkanmu demi orang lain. Mekanisme koping kamu adalah menerima kenyataan bahwa orang yang sangat kamu cintai ternyata lebih memilih orang lain, dan kamu tak memaksakan diri untuk dicintai. Kamu lebih memilih untuk mencari bantuan dari orang lain, seperti teman, keluarga, atau profesional, atau berbicara dengan psikolog tentang rasa sedihmu.
Pentingnya Mekanisme Koping yang Sehat
Penelitian menunjukkan bahwa memiliki mekanisme koping yang sehat dapat membantu mengarungi hidup yang lebih baik. Mekanisme koping juga memberikan beberapa keuntungan di antaranya:
1. Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik
Sebuah studi terhadap 800 orang dewasa menunjukkan bahwa mereka yang memiliki mekanisme koping yang sehat memiliki risiko lebih rendah terkena depresi dan kecemasan. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25951375/)
Penelitian lain terhadap 200 pasien kanker menemukan bahwa mereka yang menggunakan mekanisme koping berfokus pada masalah (problem-focused coping) memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kualitas hidup yang lebih tinggi. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5160928/)
2. Meningkatkan Resiliensi
Sebuah studi terhadap 100 remaja yang mengalami trauma menunjukkan bahwa mereka yang memiliki mekanisme koping yang fleksibel lebih mudah pulih dari pengalaman traumatis. (https://www.researchgate.net/publication/338038229_Flexibility_coping_capacity_and_resilience_of_organizations_between_synergy_and_support)
Penelitian lain terhadap 500 veteran perang menemukan bahwa mereka yang menggunakan mekanisme koping positif (seperti dukungan sosial) lebih mampu beradaptasi dengan kehidupan setelah perang. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10771775/)
3. Meningkatkan Kualitas Hidup
Sebuah studi terhadap 300 orang dewasa dengan penyakit kronis menunjukkan bahwa mereka yang memiliki mekanisme koping yang sehat memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dan lebih puas dengan hidup mereka. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6173489/)
Penelitian lain terhadap 200 orang tua dengan anak berkebutuhan khusus menemukan bahwa mereka yang menggunakan mekanisme koping adaptif (seperti problem-solving dan seeking social support) memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan mental yang lebih baik. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8327347/)
Bagaimana Menemukan Mekanisme Koping yang Tepat?
Tidak ada satu mekanisme koping yang terbaik untuk semua orang. Kuncinya adalah menemukan cara yang cocok dengan dirimu dan situasi yang kamu hadapi.
Beberapa tips berikut bisa kamu coba:
- Coba berbagai strategi. Eksperimenlah dengan berbagai cara untuk melihat strategi mana yang paling membantumu.
- Sadari apa yang berhasil dan tidak. Perhatikan apa yang membuatmu merasa lebih baik dan apa yang memperburuk keadaan
- Jangan ragu mencari bantuan. Jika kamu merasa kewalahan, jangan ragu untuk berbicara dengan psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya.
Ingatlah, kamu tidak sendirian dalam menghadapi stres. Dengan memahami mekanisme koping, kamu dapat menjinakkan monster stres dan menjalani hidup yang lebih tenang dan bahagia.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.