"Di pemerintahan itu kalau kita beri izin itu sebenarnya alat kontrol dan pembinaan. Di pemerintah yang disebut pengawasan itu namanya binawas atau pembinaan dan pengawasan," kata Siti Nurbaya di Medan, Rabu (6/3/2024).
Siti Nurbaya tak setuju jika Medan Zoo diberikan sanksi atas matinya satwa satwa langka yang berada di sana. Sebab politikus Partai NasDem tersebut ingin Medan Zoo dilakukan pembinaan.
"Jadi kalau masih bisa dibina, dibina dulu, jangan apa apa disanksi. Kalau pemerintah posisinya seperti itu," ungkapnya.
Menurutnya ketika mendapatkan informasi tentang kematian harimau di Medan Zoo, ia langsung meminta pejabat di Kementerian LHK untuk turun mendampingi.
"Ketika kita dapat informasi ada harimau mati di kebun binatang saya langsung minta direktur dan dirjen mendampingi," ungkapnya.
Bahkan, tambahnya, jauh sebelum kasus kematian harimau viral, pihaknya langsung bergerak. Tak hanya itu, kematian harimau juga bukan hanya terjadi di Medan Zoo, tapi juga di beberapa kebun binatang lainnya.
"Jadi Medan zoo ini sedang kita dampingi. Dan sebelum heboh di media kita sudah dampingi. Ada beberapa sih ya kayak di Surabaya kejadian, di Bandung kejadian kemudian di Medan juga kejadian. Sebetulnya ad lagi di Bukittinggi ya. Jadi ada beberapa kebun binatang yang dikelola oleh kota yang kita kontrol," pungkasnya.
Tak hanya itu, menurut Siti Nurbaya ketika terjadi kematian harimau di Bandung, ia langsung meminta bantuan Taman Safari untuk melakukan pendampingan.
"Waktu kejadian yang paling heboh di Bandung. Kemudian saya minta tolong Taman Safari karena mereka paling baik di sisi perawatan rumah sakit internasionalnya, itu saya minta diperbantukan," urainya.
Siti Nurbaya menambahkan pihaknya telah menentukan standar penanganan satwa di Kebun Binatang. Karena itulah, pemerintah daerah harus mengikuti standar tersebut.
"Kebun binatang itu ada standar, misalnya kandangnya seperti apa, dalamnya seperti ada, airnya seperti apa itu sudah ada standarnya. Jadi pemdanya tinggal ngikutin saja standarnya dan kita bimbing," paparnya.
Dalam kurun waktu November 2023 - Februari 2024, tercatat lima harimau di Medan Zoo merenggang nyawa masing masing tiga harimau Sumatra dan dua harimau Benggala. Awalnya harimau Sumatra bernama Erha mati di Medan Zoo pada 3 November 2023. Jantan berusia 11 tahun itu sakit dan tidak mau makan. Selama hidupnya, satwa langka ini tidak pernah kawin.
Kemudian harimau benggala bernama Avatar yang mati di Medan Zoo pada Desember 2023. Lalu harimau Sumatera bernama Nurhaliza alias Putri mati di Medan Zoo pada 31 Desember 2023 pukul 16.48 WIB. Satwa langka ini mengalami pneumonia dan renal disease karena menempati kandang yang tak layak, rusak dan lembab.
Tak butuh waktu lama, harimau benggala bernama Wesa mati di Medan Zoo pada 22 Januari 2024. Jantan berusia 17 tahun itu mengalami dibius infausta atau sakit yang sulit disembuhkan. Terbaru harimau Sumatra bernama Bintang Sorik atau Binsor mati di Medan Zoo pada Selasa 13 Februari 2024. Saat ini tersisa delapan harimau di Medan Zoo masing masing 3 harimau Sumatra dan 5 lainnya harimau Benggala
Selain harimau, organisasi pencinta satwa liar The Wildlife Whisperer of Sumatra mencatat dalam kurun waktu November 2023 - Februari 2024, terdapat 6 kematian satwa liar di Medan Zoo antara lain 1 Owa Agile, 2 kucing emas, 1 orangutan Kalimantan, 1 bangau Tong Tong, dan 1 kuda betina yang mati saat proses melahirkan tanpa diketahui pengelola Medan Zoo. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.