Etalase Barang Impor Luxury

Pemprov Sumut Anggarkan Rp370 Miliar untuk Penanganan Stunting


disrupsi.id - Medan | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menargetkan angka prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Penurunan angka stunting membutuhkan penanganan masalah secara menyeluruh, tidak hanya sebatas kesehatan

Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis pada anak yang terjadi dalam jangka waktu panjang. Akibatnya, pertumbuhan anak terganggu sehingga tinggi badan mereka lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, tetapi juga perkembangan otak dan kesehatan secara keseluruhan. 

Meskipun postur tubuh pendek bisa dipengaruhi faktor genetik, stunting pada anak lebih disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi. Ini bisa terjadi sejak anak masih dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

“Pemprov Sumut akan mengikuti arahan Wapres, kita pun berkomitmen melakukan berbagai upaya penanganan stunting,” ujar Pj Gubernur Sumut Hassanudin usai mengikuti rapat evaluasi pencapaian target prevalensi stunting bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (19/3).

Pada tahun 2024, Pemprov Sumut mengalokasikan anggaran sebesar Rp370 miliar untuk penanganan stunting. Sedangkan untuk tahun 2023, telah terealisasi dana penurunan stunting di Sumut, di antara lain Rp39 miliar dana DAK fisik penurunan stunting, dan DAK non fisik sebesar Rp184 miliar, serta Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Rp 92 miliar.

"Adapun berbagai program yang dijalankan di Sumut, antara lain penguatan kelembagaan seperti penguatan peran Posyandu dan koordinasi lintas sektor. Kemudian memperkuat intervensi gizi spesifik seperti mendistribusikan tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri, penambah daya tahan tubuh pada ibu hamil dan balita," jelasnya.

Selain itu, telah dibentuk Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di 31 kabupaten/kota, pendampingan tim pendamping keluarga yang saat ini telah mencapai 98%. Telah dibentuk tim audit kasus stunting, serta dilakukan rembuk stunting baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting Sumut berada pada angka 21,1%. Hassanudin mengatakan pada tahun 2023, prevalensi Sumut ditargetkan turun menjadi 18,55%.

“Tahun 2023 target penurunan stunting (Sumut) di angka 18,55 persen dan seterusnya di tahun 2024 ini menjadi 14,92% optimis dapat kami capai tentunya dengan dukungan serta sinergi semua pihak,” kata Hassanudin.

Sementara itu, Wapres RI Ma’ruf Amin menyampaikan berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting nasional hanya turun 0,1% dari 21,6 menjadi 21,5%. “Ini menjadi perhatian. Artinya angka ini tidak seusai target penurunan,” kata Wapres. (*)

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال