disrupsi.id - Jakarta | Wacana penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Presiden kedua RI Soeharto kembali mencuat. Dukungan datang dari Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng, yang menilai Soeharto telah banyak berkarya dan berbakti bagi bangsa.
"Secara pribadi saya setuju Pak Soeharto diberikan gelar pahlawan nasional," kata Mekeng, Kamis (29/2).
Mekeng menitikberatkan pada pengabdian Soeharto, baik sebelum maupun selama menjabat presiden. Di sisi lain, dia menyadari bahwa wacana ini tak luput dari kontroversi, mengingat berbagai peristiwa di masa kepemimpinan Soeharto.
"Karena karya dan bakti beliau selama menjabat sebagai presiden dan bahkan sebelum kemerdekaan," katanya.
Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun (1967-1998). Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, masa Orde Baru juga diwarnai dengan represi politik, pelanggaran HAM, dan krisis ekonomi yang berujung pada turunnya Soeharto dari kursi presiden pada tahun 1998.
Pendukung penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Soeharto menitikberatkan pada kontribusinya dalam pembangunan dan stabilitas nasional. Sementara penentangnya mengkritik pelanggaran HAM dan praktik otoritarianisme di masa Orde Baru.
Mekeng sendiri mengakui bahwa tak ada manusia yang sempurna. Dia mendorong agar diskusi tentang wacana ini dilakukan secara terbuka dan objektif, dengan mempertimbangkan semua aspek sejarah dan kontribusi Soeharto.
"Memang ya di dunia ini ada yang perfect, semua orang punya pandangan sesuai persepsi masing-masing," kata Mekeng.
Wacana ini kemungkinan akan terus bergulir dan memicu perdebatan publik. Keputusan akhir mengenai penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto berada di tangan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang diketuai oleh Presiden Joko Widodo
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.