disrupsi.id - Jakarta|Drama Korea "Queen of Tears" menuai kecaman dari para penontonnya setelah kemunculan cangkir Starbucks di salah satu episode terbaru.
Penonton drama Korea "Queen of Tears" kecewa melihat cangkir Starbucks di episode terbaru. Munculnya cangkir tersebut terjadi di tengah gerakan boikot global terhadap Starbucks karena perusahaan tersebut ditengarai menggelontorkan sumbangan dana terhadap Israel.
Beberapa penonton percaya penggunaan cangkir Starbucks dalam drama tersebut adalah iklan komersial yang disengaja, sementara yang lain berkomentar bahwa adegan tersebut difilmkan sebelum gerakan boikot dimulai.
Drama Korea "Queen of Tears" menceritakan tentang pewaris Queens Group, Hong Hae In (Kim Ji Won), dan suaminya Baek Hyun Woo (Kim Soo Hyun), yang juga merupakan direktur hukum Queens Department Store. Perjalanan cinta tersebut menemui rintangan saat di tahun ketiga pernikahan mereka.
K-Drama ini sangat dinanti dan alami peringkat tinggi dalam minggu-minggu pertamanya karena pemain dan kru yang fenomenal, termasuk penulis Queen of Tears yang juga menulis Crash Landing on You.
Di episode 4, Baek Hyun Woo terlihat minum dari cangkir Starbucks saat berbicara dengan staf tentang interaksi istrinya dengan pemeran pria kedua.
Munculnya Starbucks di drama Korea ini mengecewakan banyak penonton, terutama di tengah boikot global terhadap perusahaan tersebut.
Asal Mula Boikot Starbucks
Banyak orang di seluruh dunia mulai menyadari krisis kemanusiaan ini dan berharap dapat berperan dalam membuat perubahan. Oleh karena itu, BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) adalah lembaga yang telah membantu mengidentifikasi merek-merek yang harus ditargetkan dalam boikot. Komite Nasional BDS Palestina berbagi daftar merek yang harus diboikot, menempatkannya dalam kategori-kategori seperti waralaba makanan cepat saji, seperti McDonald's dan Starbucks, adalah target organik.
Boikot terhadap Starbucks ini bertujuan menyerukan agar konsumen tidak membeli produk dari perusahaan tersebut karena dukungannya terhadap Israel dalam konflik Israel-Palestina.
Pada Oktober 2023, serikat pekerja Starbucks, yang mewakili setidaknya 9.000 karyawan, berbagi unggahan melalui X (sebelumnya Twitter). Dalam pernyataan itu, Starbucks Workers United menyatakan solidaritas dengan Palestina.
Di sisi lain, Starbucks telah menyatakan bahwa perusahaan mereka bersifat independen, tidak berkaitan dengan konflik tersebut. Starbucks juga merilis pernyataan sendiri, yang mengecam serikat buruh tersebut. Starbucks tidak ingin dihubungkan dengan sikap serikat terhadap perang Israel-Palestina.
Starbucks kemudian menggugat karyawannya pada 18 Oktober atas pelanggaran merek dagang. Perusahaan tersebut mengklaim bahwa unggahan di media sosial tersebut membuat marah pelanggan dan berpotensi merusak reputasi perusahaan. Malangnya, tindakan Starbucks hanya menambah kekecewaan bagi pelanggan.
Berangkat dari sikap Starbucks inilah lahirnya gerakan boikot di seluruh dunia karena pelanggan berpikir bahwa tidak etis bagi Starbucks untuk menggugat karyawannya atas sikap mereka terhadap isu kemanusiaan tersebut. Akibatnya, Starbucks kehilangan nilai pasar sebesar $12 miliar USD, dengan beberapa lokasi bahkan tutup di beberapa negara dan menyatakan kebangkrutan.
Sementara itu pengambilan gambar episode "Queen of Tears" di mana cangkir Starbucks muncul dilaporkan dilakukan dari April 2023 hingga Desember 2023, sehingga mungkin terjadi sebelum boikot dimulai.
Beberapa penonton berpendapat bahwa penggunaan cangkir Starbucks di drama ini tidak biasa dan jika Starbucks terus muncul di drama tersebut, dapat dipastikan bahwa itu adalah penempatan produk resmi. (Koreaboo)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.