Etalase Barang Impor Luxury

KPPU Soroti Kenaikan Harga Bahan Pokok Jelang Idulfitri di Medan

disrupsi.id - Medan | Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyoroti kenaikan harga sejumlah bahan pokok menjelang Idulfitri di Kota Medan. Para pelaku usaha diingatkan untuk tidak melakukan praktik perdagangan curang yang menyebabkan harga semakin tinggi.

Kepala KPPU Kanwil I Medan, Ridho Pamungkas menyebutkan untuk harga ayam potong saat ini dijual Rp34.000/kg, meningkat dari sebelumnya di harga Rp28.000/kg. Harga ayam mulai mengalami kenaikan lantaran permintaan mulai meningkat jelang Idulfitri.

Kemudian bawang merah saat ini dijual Rp40.000/kg dari sebelumnya Rp28.000/kg. Kenaikan harga bawang merah saat ini dipicu oleh kendala cuaca, yakni banjir dan air pasang di sentral produksi bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Hal itu menyebabkan gangguan produksi dan transportasi. 

"Biasanya gangguan transportasi akan cepat teratasi. Namun yang dikhawatirkan adalah dampak banjir terhadap tanaman bawang. Hal itu akan memaksa petani melakukan panen dini sehingga kualitas menurun atau bahkan mengalami gagal panen sehingga suplai berkurang" kata Ridho, Selasa (2/4/2024).

Sedangkan harga bawang putih, tambah Ridho bertahan mahal dijual Rp36.000/kg sampai dengan Rp40.000/kg. Terdapat tren kenaikan harga meskipun harga di Sumut relatif lebih rendah dibanding harga di Jawa. 

”Untuk bawang putih, HET (harga eceran tertinggi) sebesar Rp32.000, sementara harga di lapangan sebesar Rp36.000. Artinya sedikit di atas HET. Namun, karena ini komoditi impor, maka simpul yang harus diwaspadai adalah di level importirnya. Apakah mereka sudah merealisasikan izin impornya atau ada faktor kesengajaan untuk menahan pasokan?” ujar Ridho.

Tak hanya bawang merah, bawang putih dan daging ayam, harga bahan pokok lainnya juga berpotensi terus naik di antaranya Beras SPHP 5 Kg yang saat ini dijual Rp57.500, Minyakita untuk 2 liter dijual Rp27.000. Sedangkan untuk ketersediaan gula pasir belum tersedia. Harga daging sapi masih dijual Rp130.000/kg. 

"Sementara produk hortikultura yang lain seperti cabai merah dijual Rp42.000/kg, cabai rawit dijual Rp14.000/kg dan tomat dijual Rp10.000/kg relatif di harga yang stabil dan wajar," jelasnya.

Menurut Ridho, untuk harga beras saat ini mulai melandai. Hal ini seiring dengan masuknya beras dari Sulawesi dan Aceh. Ditambah lagi menjelang panen raya maka dipastikan beras-beras lokal akan masuk ke pasar. Yang justru harus diwaspadai adalah kebijakan Bulog dalam mendistribusikan beras ke masyarakat. 

”Dalam kondisi panen raya dan pasokan melimpah, akan lebih baik Bulog mengurangi distribusi beras SPHP dan fokus pada penyerapan gabah petani. Hal ini untuk menjaga agar harga beli di tingkat petani nantinya tidak merosot tajam," tambah Ridho.

Terkait dengan harga minyak goreng yang selalu diperdagangkan di atas HET, Ridho menjelaskan hal tersebut dipengaruhi oleh realisasi eksport minyak goreng yang mengalami penurunan, sehingga realisasi domestic market obligation (DMO) juga mengalami penurunan, sementara HPP (Harga Pokok Produksi)  mengalami kenaikan.

”Dari informasi pedagang, beberapa bulan yang lalu mereka sempat kesulitan mendapatkan produk Minyakita, padahal kehadiran Minyakita sebagai penyeimbang harga minyak goreng di pasar. Hal ini yang menyebabkan kesulitan dalam menyeimbangkan HET dengan harga pasar” ujar Ridho.

Dalam kondisi beberapa komoditi mengalami kenaikan harga, Ridho mengimbau agar pelaku usaha tidak melakukan praktek perdagangan curang yang menyebabkan harga semakin tinggi.

"Kami ingatkan para pedagang atau pelaku usaha untuk tidak melakukan penimbunan, penahanan pasokan, atau tindakan lain yang menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan merugikan konsumen," tegasnya. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال