Menurut pakar nutrisi dan otak dari Harvard Medical School, Dr. Uma Naidoo, makanan yang digoreng dapat menyebabkan peradangan. Jika peradangan terjadi pada pembuluh darah di otak, suplai darah ke otak akan terganggu dan dapat merusak otak.
Dalam sebuah studi terhadap 18.080 orang, ditemukan bahwa orang yang terlalu sering mengonsumsi makanan gorengan memiliki skor pembelajaran dan daya ingat yang rendah dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.
Selain itu, studi lain yang melibatkan 715 orang juga menemukan kaitan antara konsumsi gorengan dengan kesehatan mental. Orang yang mengonsumsi lebih banyak gorengan memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dan berisiko mengalami depresi seumur hidup.
Untuk mengurangi risiko tersebut, Dr. Naidoo menyarankan untuk mengurangi frekuensi mengonsumsi gorengan secara bertahap. Jika sebelumnya makan gorengan setiap hari, cobalah untuk beralih ke mingguan, atau bahkan sebulan sekali saja. Sebagai alternatif, disarankan untuk memasak makanan dengan cara dipanggang, air-fried, atau dikukus.
"Sebagai alternatif, saya menyarankan memasak dengan dipanggang, air-fried, atau dikukus untuk mengolah makanan favorit Anda," ujar Naidoo.
Dengan mengurangi asupan gorengan dan mengonsumsi makanan sehat, kita dapat menjaga kesehatan otak dan mental agar tetap prima.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.