Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (sumber : instagram.com/smindrawati) |
Disrupsi.id, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyoroti pentingnya hubungan antara pemerintah dan media massa dalam menghadapi disrupsi di berbagai bidang, termasuk jurnalistik, yang disebabkan oleh era digital saat ini.
Dalam acara Buka Puasa Bersama Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (FORKEM) di Jakarta, Selasa (2/4/2024), Sri Mulyani menyatakan, “Di era yang sangat disruptif karena perkembangan digital, terjadi perubahan yang fundamental radikal di bidang jurnalistik di Indonesia. Ini adalah tantangan yang tak berkesudahan, bahkan dapat dikatakan ini baru tahap awal.”
Menurut Sri Mulyani, teknologi digital dan Artificial Intelligence (AI) telah memungkinkan terjadinya banyak hal yang sebelumnya tak terbayangkan, termasuk penggantian peran manusia dalam menciptakan berbagai kegiatan oleh AI. Hal ini membuat disrupsi semakin menantang.
Sri Mulyani juga menyebutkan disrupsi lainnya seperti pandemi dan ancaman perubahan iklim yang pernah dialami Indonesia. Kedua disrupsi tersebut berpotensi berdampak pada kesejahteraan dan keselamatan masyarakat, ekonomi, serta stabilitas politik dan sosial.
“Kemenkeu yang sering dihadapkan pada disrupsi itu, mengandalkan APBN. Keuangan negara bisa menjadi instrumen untuk menangani berbagai implikasi dan syok tersebut,” ujar Sri Mulyani.
APBN juga diandalkan untuk mencapai target Indonesia Emas, sebagai negara maju berpendapatan tinggi. Menurut Sri Mulyani, APBN diperlukan karena ada banyak tantangan fundamental struktural dalam mewujudkan Indonesia Emas.
“APBN akan selalu menjadi instrumen yang selalu diandalkan. Dan hal ini bisa menjadi sumber pemberitaan yang positif bagi masyarakat,” tutur Sri Mulyani.
Menutup sambutannya, Sri Mulyani menekankan hubungan media dan kementerian keuangan sebagai pengelola keuangan negara, itu merupakan suatu keniscayaan. Hanya bagaimana hubungan ini bisa kita terus pelihara dengan baik.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.