disrupsi.id - Medan | Dalam sebuah dokumen pengadilan yang baru-baru ini terungkap, perusahaan farmasi AstraZeneca mengakui bahwa vaksin Covid-19 buatannya berpotensi menyebabkan efek samping yang jarang terjadi. Perusahaan tersebut untuk pertama kali nya secara terbuka mengakui potensi risiko yang terkait dengan vaksinnya.
Perusahaan farmasi tersebut digugat dalam gugatan class action. Sebanyak 51 kasus telah diajukan ke Pengadilan Tinggi, dengan para korban dan keluarga yang berduka menuntut ganti rugi yang diperkirakan bernilai hingga £100 juta.
Dokumen gugatan tersebut menunjukkan bahwa AstraZeneca mengetahui potensi efek samping langka pada vaksin buatannya. AstraZeneca merupakan salah satu merk vaksin Covid-19 yang dipakai di Indonesia.
Melansir Health Direct, TTS merupakan singkatan dari Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome, yang juga disebut sebagai VITT (Vaccine Immune Thrombosis with Thrombocytopenia) yang terjadi setelah vaksinasi.
TTS/VITT adalah sindrom langka yang ditandai dengan terjadinya trombosis (pembekuan darah) dan trombositopenia (jumlah trombosit rendah). Orang yang mengalami TTS/VITT berpotensi mengalami stroke, kerusakan otak, serangan jantung, emboli paru, dan amputasi.
Penyakit ini juga disebut sebagai 'trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin' (VITT). Trombosis adalah pembentukan bekuan darah, yang dapat mengurangi aliran darah normal di pembuluh darah yang terkena.
Trombositopenia adalah suatu kondisi dimana tidak terdapat cukup trombosit dalam darah. Trombosit biasanya membantu darah membeku atau menggumpal, sehingga menghentikan pendarahan berlebihan.
TTS sendiri merupakan efek samping yang sangat langka yang terlihat pada beberapa orang setelah mendapatkan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Risiko TTS sedikit lebih tinggi pada orang yang berusia kurang dari 60 tahun. Penggumpalan darah dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, antara lain:
- Otak (disebut trombosis sinus vena serebral, atau CVST)
- Perut (trombosis vena splanknikus)
- Paru-paru (emboli paru)
- Vena ekstremitas (trombosis vena dalam DVT), dan arteri (trombosis arteri).
Meskipun AstraZeneca mengakui potensi risiko TTS, perusahaan tersebut tetap menegaskan bahwa manfaat vaksinnya jauh lebih besar daripada risikonya. Mereka mengutip data uji klinis yang menunjukkan bahwa vaksinnya efektif dalam mencegah Covid-19 yang parah dan rawat inap. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.