disrupsi.id - Medan | Total pendapatan negara di Sumatera Utara hingga akhir Juli 2024 tercatat sebesar Rp21,36 triliun, yang setara dengan 47,51% dari target tahunan. Pendapatan negara tetap menjadi sumber utama dalam mendukung berbagai program dan kebijakan pemerintah di wilayah ini.
"Pendapatan negara di Sumut mencapai Rp21,36 triliun. Memang terjadi penurunan sebesar 9,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Arridel Mindra selaku Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Utara yang juga Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatera Utara I dalam konferensi pers di Gedung Keuangan Negara di Medan.
Arridel Mindra menyebutkan untuk belanja negara di Sumatera Utara menunjukkan perkembangan positif dengan realisasi mencapai Rp37,01 triliun, atau sekitar 52,65% dari pagu yang ditetapkan. Realisasi belanja ini mengalami pertumbuhan sebesar 9,57% dibandingkan tahun lalu.
"Sedangkan Defisit APBN (anggaran pendapatan belanja negara) tercatat sebesar Rp15,65 triliun atau 61,78% dari pagu, namun masih berada dalam batas yang dapat dikelola dengan baik, " jelasnya.
Menurut Arridel Mindra perekonomian Sumatera Utara terus tumbuh dengan stabil, tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95% secara tahunan (yoy) pada Triwulan II 2024. Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi rumah tangga yang kuat serta peningkatan investasi, terutama di sektor-sektor utama seperti perdagangan, industri pengolahan, dan pertanian.
"Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara pada Triwulan II 2024 mencapai Rp285,32 triliun dalam nilai ADHB, dan Rp157,32 triliun dalam nilai ADHK 2010 menunjukkan bahwa perekonomian wilayah ini tetap bertumbuh meskipun ada berbagai tantangan global, " jelasnya.
Dia menambahkan Sumatera Utara mencatat deflasi sebesar 0,82% pada Juli 2024, lebih tinggi dibandingkan deflasi nasional yang mencapai -0,18% pada bulan yang sama. Secara tahunan, inflasi di Sumatera Utara tercatat sebesar 2,06%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 2,13%.
"Beberapa komoditas utama yang mempengaruhi inflasi di wilayah ini termasuk cabai rawit, beras, bayam, emas perhiasan, dan kangkung. Meskipun terjadi deflasi, stabilitas harga di Sumatera Utara tetap terjaga, yang menunjukkan pengelolaan yang baik atas faktor-faktor yang mempengaruhi harga di pasar lokal, " ucapnya.
Kegiatan itu turut dihadiri Syaiful selaku Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumatera Utara, Parjiya selaku Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sumatera Utara, Dodok Dwi Handoko selaku Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara, dan Darmawan selaku Kepala Kanwil DJP Sumatera Utara II. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.
Tags
Ekbis