disrupsi.id - Medan | Kontingen Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali mengincar prestasi gemilang di ajang PON XXI melalui cabang olahraga Dancesport. Dengan 13 atlet andalan, Sulsel bertekad mengulang kesuksesan yang sama seperti PON 2016, di mana mereka berhasil menyumbangkan tiga medali emas, satu perak, dan dua perunggu.
“Kita menargetkan tiga emas, minimal seperti yang kita capai pada PON 2016,” ujar Ade Tri Putra (28), pelatih Dancesport Sulsel yang telah berkecimpung di dunia ini sejak usia lima tahun.
Namun, yang menarik perhatian kali ini bukan hanya latihan intens yang dijalani para atlet, tapi juga persiapan kostum mewah yang dipesan langsung dari Eropa. Persiapan yang dilakukan kontingen Sulsel sangatlah matang, termasuk dalam pemilihan kostum yang dianggap sebagai ‘alat perang’ terbaik.
"Kita persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Kita hampir semua bajunya beli dari luar kecuali kostum tradisional dance. Karena untuk yang terbaik harus punya alat perang terbaik. Karena latin itu kiblatnya di sana. Bukan berarti kualitas Indonesia tidak bagus ya, " ujarnya.
Ade menjelaskan bahwa pihaknya tak main-main dalam mempersiapkan segala aspek, termasuk kostum yang didesain khusus untuk menunjang performa terbaik para atlet. Kostum untuk kategori Latin, misalnya, dipesan langsung dari penjahit-penjahit yang biasa membuat pakaian juara dunia di Eropa. Selain kostum, sepatu yang digunakan pun diimpor dari negara yang menjadi kiblat Dancesport, memastikan para atlet tampil maksimal di atas arena.
“Kita beli kostum, baju, dan sepatu dari Eropa. Karena untuk yang terbaik, kita harus pakai yang terbaik juga. Sepatunya dipakai juara dunia, bajunya juga dijahit oleh penjahit juara dunia. Ini penting, karena selain teknik dan ekspresi, penampilan juga sangat berpengaruh,” tegas Ade.
Meski demikian, untuk kategori tradisional dance, Sulsel tetap membawa kebanggaan lokal dengan menggunakan kostum khas daerah. Adat Toraja menjadi salah satu inspirasi utama yang mereka kombinasikan dengan unsur budaya dari berbagai daerah di Sulsel.
Persiapan matang kontingen Sulsel tak hanya berhenti pada kostum. Ade mengungkapkan bahwa para atlet telah menjalani karantina mandiri sejak dua tahun sebelum pra-PON. Pada Januari tahun ini, mereka mulai menjalani karantina intensif, dengan fokus penuh pada latihan sejak Mei hingga Oktober.
“Persiapan kita sangat matang. Kita karantina mandiri sejak lama, dan latihan intensif dilakukan beberapa bulan terakhir. Semua atlet sudah siap menghadapi PON,” lanjut Ade.
Dalam ajang PON kali ini, Sulsel akan bersaing di 10 dari 21 kategori yang dipertandingkan. Kategori unggulan mereka meliputi tradisional dance, Latin, solo, dan Amateur Latin, yang merupakan kelas tertinggi di Latin. Meski persaingan ketat, Ade tetap optimistis bahwa Sulsel masih memiliki peluang besar untuk menambah koleksi medali emas.
"Provinsi yang berat hampir semua karena ada 21 kategori jadi setiap provinsi itu punya kekuatan di kategori masing masing. Jadi tidak ada satu provinsi yang kekuatannya menyeluruh. Tapi dia punya kekuatan di beberapa kategori, " ujarnya.
Dengan segala persiapan yang dilakukan, termasuk kostum megah dari Eropa dan karantina intensif, Sulawesi Selatan siap memberikan yang terbaik di arena Dancesport. Perjalanan panjang dan persiapan matang ini diharapkan mampu membuahkan hasil gemilang, membawa pulang emas dan mengharumkan nama daerah di kancah nasional. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.
Tags
Olahraga