Menurut Rehulina, tujuan utama dari konsep safe hospital adalah meminimalkan risiko keselamatan, meningkatkan akuntabilitas, menciptakan budaya kerja yang mendukung keselamatan pasien, serta mengurangi kejadian yang tidak diinginkan. Hal ini disampaikan dalam workshop bertema safe hospital yang diadakan pada Selasa, 24 September 2024, sebagai bagian dari program peningkatan kapasitas yang rutin dilakukan RSU Haji Medan.
Rehulina menjelaskan, Melalui penerapan safe hospital, diharapkan menjadi langkah strategis untuk melindungi pasien, tenaga medis, dan masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, terutama dalam situasi darurat. Ia juga berharap RSU Haji Medan dapat menjadi contoh bagi rumah sakit lain di Sumatera Utara.
Wakil Direktur Umum dan Pengembangan Sumber Daya Manusia RSU Haji Medan, Ridesman Nasution, menambahkan bahwa RSU Haji Medan sedang berupaya mencapai standar internasional dalam hal kesiapsiagaan bencana. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kolaborasi internasional, untuk mengembangkan fasilitas rumah sakit.
Ia menuturkan rumah sakit harus tetap siap memberikan pelayanan kepada masyarakat, bahkan saat terjadi bencana.
“Jangan sampai bencana membuat rumah sakit lumpuh dan tidak bisa berfungsi. Ini adalah esensi dari konsep safe hospital,” katanya.
Dr. Ilham Abdullah Irsyam, Ketua Tim Pengabdian dari LPPM Universitas Sumatera Utara (USU), turut mendukung penerapan konsep ini. Menurutnya, di negara seperti Indonesia yang sering dilanda bencana alam, rumah sakit harus tetap dapat beroperasi untuk melayani masyarakat.
Workshop ini juga melibatkan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, LPPM USU, dan Yonsei University dari Korea Selatan untuk memperkuat implementasi konsep safe hospital di RSU Haji Medan.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.