disrupsi.id - Langkat | Calon Gubernur Sumut nomor urut 2, Edy Rahmayadi mengajak masyarakat Sumut untuk ikut serta menyukseskan demokrasi Pilkada Sumut tahun 2024. Masyarakat berhak memilih sosok yang layak menjadi pemimpin di provinsi ini.
"Kepentingan saya dalam demokrasi ini, berjalan dengan jujur, adil," ucap Edy Rahmayadi dalam orasi politiknya dalam kampanye yang berlangsung di Kolam Renang Dendang Tirta, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
Mantan Pangkostrad itu, mengungkapkan biar demokrasi berjalan dengan koridor semestinya. Memilih pemimpin merupakan tanggungjawab setiap warga negara.
"Kita bersyukur kepada Allah. Bila tidak memilih saya, ya memilih Bobby. Kalau tidak memilih Bobby, ya milih saya. Kalau di tengah-tengah haram hukumnya," kata Edy didampingi istrinya, Nawal Lubis.
Namun begitu, Edy berpesan kepada masyarakat, jangan tergoda dengan sembako atau uang, untuk mengalihkan pilihnya kepada salah satu paslon.
"Kita harus ikut demokrasi ini, kalau saya dapat beras, dapat segala macam. Kalian harus bersaksi itu, haram. Ada tiga dosa tidak diampunkan, satu musyrik, kedua durhaka kepada orang tua dan bersaksi palsu, dosa besar," tegas Edy.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu memberikan saran kepada masyarakat yang bingung dalam menentukan pilihan. Ia menyarankan umat Islam untuk melakukan salat Istikharah agar mendapat petunjuk dari Allah.
"Kalau bingung untuk memilih silakan shalat istiqoroh," tutur Gubernur Sumut periode 2018-2023.
Edy mengatakan bila terpilih menjadi Gubernur Sumut periode 2025-2030, sudah menyiapkan program-program dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian hingga pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Mari kita membangun Langkat bersama Sumut yang lebih baik kedepannya. Saya minta maaf kalau ada kata-kata saya yang salah," pungkas Edy.
Edy kembali berpesan kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi pemilih di Pilkada Sumut dan Pilkada di 33 Kabupaten/Kota di Provinsi. Karena demokrasi milik masyarakat Sumut, bukan milik satu kelompok atau satu golongan saja
"Demokrasi milik kita, demokrasi bukan milik kami, demokrasi apa lagi milik dia," kata mantan Ketua Umum PSSI itu. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.