Etalase Barang Impor Luxury

Sumut Bukukan Deflasi 5 Kali, Gambaran Daya Beli Warga Sumut Kian Suram

disrupsi.id - Medan | Badan Pusat Statistik (BPS) merilis deflasi di Sumut pada Septmber sebesar 0.21%. Deflasi ini menjadi lampu merah bagi kondisi daya beli masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) yang kian suram. 

"Ini merupakan deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut (Juni hingga September). Dan sekaligus merupakan deflasi yang kelima karena di bulan April Sumut juga membukukan deflasi, " kata Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin. 
 
Gunawan menyebutkan yang paling terlihat di September terjadi penurunan konsumsi daging ayam secara bulanan, meskipun ada pagelaran PON XXI (Pekan Olahraga Nasional) yang sempat mendongkrak konsumsi daging ayam masyarakat. 

"Pada September data menunjukan terjadi penurunan konsumsi daging ayam di Sumut sebanyak 13%, " jelasnya. 

Padahal di perode yang sama pada September 2023, konsumsi daging ayam bulanan masyarakat mengalami kenaikan sebesar 6%. Dan harga daging ayam selama September juga tebrilang murah dalam rentang Rp24 - Rp29 ribu per kg nya di Kota Medan. 

"Gambaran ini menjadi bukti bahwa daya beli masyarakat tengah mengalami penurunan. Jika melhat komoditas pangan lain yang dijadikan tolak ukurnya, penurunan harga cabai merah yang menyentuh Rp12 ribu per kg juga patut diduga karena dipicu melemahnya demand atau permintaan, " urainya. 

Panen cabai di wilayah Batubara menjadi langganan konsumsi wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga wilayah lain di luar Sumut seperti Jambi. Belakangan ini cabai merah dari wilayah Batubara juga dipasok ke Kota Medan. Selanjutnya penurunan harga ikan dencis, yang juga patut diduga karena melemahnya daya beli.

"Harga ikan dencis saat ini mengalami penurunan di kisaran harga Rp 20 – Rp22 ribu per kg dari Rp 25 hingga Rp27 ribu per kg. Dimana pedagang pengecer banyak mengeluhkan rendahnya penjualan, sekalipun harga ikan dencis murah, " pungkasnya.

Pemicu melemahnya daya beli masyarakat belakangan ini juga dipicu oleh kenaikan upah yang tidak mengimbangi kenaikan harga barang. Dimana tahun 2022 – 2023 terjadi kenaikan harga kebutuhan hidup yang besar. 

"Selain itu, dari sisi ketenagakerjaan, di Sumut banyak perusahaan yang melakukan efisiensi, dengan lebih banyak menggunakan tenaga kerja paruh waktu. Banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya, namun mempekerjakan kembali dengan status buruh harian lepas, " bebernya. (*) 

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال