disrupsi.id - Medan | Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024, di Grand Mercure Hotel, Medan, pada Jumat (29/11/2024). Dengan tema besar "Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional", pertemuan ini menjadi ajang strategis untuk mengevaluasi kondisi ekonomi sekaligus merumuskan kebijakan masa depan.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Deputi Kepala KPwBI Sumut seperti Iman Gunadi, Yura Djalins, dan Suharman Tabrani. Dalam pidato virtualnya, Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global.
Presiden Prabowo menyoroti tantangan yang muncul akibat gejolak global dan percepatan teknologi. Menurutnya, transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan hanya bisa dicapai melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat.
"Transformasi ekonomi memerlukan kerja sama yang erat untuk membangun ekosistem ekonomi yang tangguh. Bersama, kita perkuat fondasi ekonomi menuju masa depan yang cerah. Semua pihak harus berinovasi dan bekerja nyata demi memastikan Indonesia tetap kompetitif di panggung global," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimis bahwa prospek ekonomi Indonesia akan terus membaik, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai 4,8%–5,6% pada 2025 dan 4,9%–5,7% pada 2026. Perry menekankan pentingnya sinergi antara BI, pemerintah, DPR, dan pihak terkait lainnya untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika global.
"Kunci keberhasilan terletak pada penguatan sinergi. Kami akan terus bekerja sama untuk memastikan stabilitas ekonomi nasional," ujar Perry.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma diwakili Deputi Kepala Iman Gunadi menyampaikan kondisi perekonomian Sumut, yang harus diperkuat dan dilanjutkan dengan sinergi lintas stakeholder
"Keberhasilan pengendalian inflasi yang didukung oleh sinergi dan kolaborasi oleh seluruh anggota TPID dalam gerakan nasional, pengendalian inflasi pangan, konsumsi domestik masih tetap kuat," tuturnya.
Seiring terjaganya daya beli dan tingginya aktifitas ekonomi, lanjut Iman, yang perlu diperkuat di bulan-bulan selanjutnya, realisasi investasi yang tinggi, peran fiskal sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
"Diversifikasi pasar perlu dilakukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi di 2025, penguatan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang memilki daya ungkit tinggi dan menyerap tenaga kerja, pengembangan ekonomi syariah dan green ekonomi, dan yang kedelapan pemanfaatan digitalisasi pada seluruh aspek untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perekonomian," pungkasnya. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.