Disrupsi.id, Medan - Pada debat perdana calon wali kota dan wakil wali kota Medan yang berlangsung di Hotel Four Points Medan pada Jumat malam, (8/11/2024), sejumlah permasalahan di Kota Medan menjadi perhatian utama para kandidat.
Ketua Ikatan Sarjana Al Washliyah Sumatera Utara, Abdul Thaib Siahaan ST, MIKom, menilai momen ini berhasil menyoroti berbagai isu yang memerlukan perhatian serius, khususnya terkait kinerja buruk Bobby Nasution, Wali Kota Medan yang kini maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara.
Menurut Thaib Siahaan, kandidat nomor urut 2 Prof. Ridha Dharmajaya, dan kandidat nomor urut 3 Hidayatullah, dengan kritis membahas berbagai permasalahan besar di Medan, mulai dari penanganan banjir, tingginya angka kemiskinan, hingga masalah narkoba yang dinilai tak kunjung terselesaikan.
Ketua Ikatan Sarjana Al Wasliyah Sumatera Utara Abdul Thaib Siahaan ST, MIKom |
Kedua kandidat tersebut mengkritisi kinerja Wali Kota Medan Bobby Nasution, dengan mempertanyakan berbagai kebijakan yang telah diambil untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada.
Dalam debat tersebut Prof. Ridha dan Hidayatullah menawarkan solusi melalui visi dan misi mereka masing masing untuk mengatasi permasalahan Kota Medan, termasuk janji untuk memperbaiki manajemen lalu lintas dan memperhatikan kesejahteraan warga.
Kritik utama yang diutarakan oleh Prof. Ridha dan Hidayatullah adalah fokus pembangunan yang lebih mengutamakan infrastruktur fisik, tanpa memperhatikan pengembangan sumber daya manusia.
Menurut mereka, kondisi ini menyebabkan angka kemiskinan di Medan masih tinggi, bahkan menjadi kota termiskin di Sumatera Utara, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara pembangunan fisik dan non-fisik.
Masalah narkoba juga menjadi topik yang cukup panas dalam debat kali ini. Thaib Siahaan menyebutkan bahwa pernyataan Bobby Nasution yang sebelumnya mengkritik lemahnya upaya pemberantasan narkoba di Sumatera Utara justru dinilai sebagai kritik balik terhadap kepemimpinannya sendiri.
Medan tercatat sebagai daerah dengan kasus narkoba tertinggi di provinsi ini, sementara Asahan, daerah asal calon wakil Bobby, H. Surya, juga dikenal sebagai jalur masuk narkoba melalui pelabuhan tidak resmi. Thaib Siahaan menegaskan bahwa isu ini memerlukan penanganan terpadu dan tak bisa hanya diselesaikan oleh seorang gubernur.
Selain itu, kemacetan yang kian parah di Kota Medan juga mendapatkan perhatian dari kandidat. Kebijakan penyempitan jalan yang diterapkan di pusat kota disebut kurang efektif dan tidak seimbang dengan tingginya volume kendaraan. Kedua kandidat menilai bahwa kemacetan ini menunjukkan kurangnya upaya penataan transportasi kota secara menyeluruh.
Kritik dari para kandidat ini menjadi perhatian masyarakat Medan, yang mulai mempertanyakan kapasitas manajerial Bobby Nasution dalam menangani berbagai permasalahan kota. Meski demikian, Thaib Siahaan menekankan bahwa pencalonan Bobby dalam Pilgub Sumatera Utara tetaplah hak politik yang harus dihormati. (pujo)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.