disrupsi.id - Medan | Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Aswan Jaya mengatakan Bobby Nasution saat menjabat Wali Kota Medan hanya meninggalkan banyak masalah. Padahal Bobby Nasution selama ini hanya mengandalkan kekuasaan mertuanya yang tak lain mantan Presiden RI Jokowi.
"Hampir 5 tahun diberikan kekuasan di Kota Medan di saat mertua berkuasa tapi tidak mampu melakukan apapun yang luar biasa, hanya meninggalkan kegagalan demi kegagalan yang luar biasa," kata Aswan, Minggu (10/11/2024).
Aswan merinci kegagalan yang dilakukan Bobby Nasution selama menjabat Wali Kota Medan misalnya saja persoalan banjir yang belum bisa diatasi, proyek lampu pocong yang gagal total, proyek Lapangan Merdeka hingga pembangunan Stadion Teladan Medan yang belum rampung.
"Pekerjaan lampu pocong malah gagal total dan terindikasi korupsi. Pembangunan Stadion Teladan juga belum juga kelar. Padahal Bobby Nasution pernah berjanji jangan pilih dia lagi kalau Stadion Teladan tidak selesai. Jalan-jalan raya macet luar biasa, juga menyisakan banyak lobang-lobang," tegasnya.
Menurut Aswan masyarakat Sumut tidak membutuhkan gubernur yang hanya bermodalkan kekuasaan mertua. Apalagi selama menjabat Wali Kota Medan, tak ada prestasi yang ditorehkan Bobby Nasution.
"Sumut tidak butuh gubernur yang hanya bermodalkan gagah-gagahan dengan mengandalkan kekuasaan mertua, itu masa lalu yang harus segera ditinggalkan rakyat Sumut. Jadi apa yang harus diharapkan darinya lagi dengan prestasi yang rendah saat menjadi wali kota" urainya
Aswan menilai dinasti keluarga merupakan musuh paling hebat perusak pondasi reformasi. Kepemimpinan Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan menunjukkan keserakahan yang diwariskan oleh mertuanya.
"Rakyat berpeluh keringat semakin terpuruk saat pesta demokrasi hanya mengumbar politik serakah dari benalu kekuasaan. Keserakahan yang diwariskan bapak ke anak mantu sekaligus lonceng kematian menjegal demokrasi ugal-ugalan," paparnya
Oleh karena itu, PDI Perjuangan bersama unsur-unsur gerakan perubahan akan bekerja keras agar proses dan hasil Pilkada 2024 tidak menorehkan noda hitam sejarah kelam Sumatera Utara.
"Dinasti politik adalah kejahatan dalam demokrasi Pancasila yang berkeadilan sosial. Dua minggu ke depan menandai perjuangan sengit rakyat kecil melawan angkara murka nafsu kuasa segelintir keluarga serakah. PDI Perjuangan menempatkan Edy Rahmayadi sebagai pelopor pemutus salah satu simbol politik dinasti yang sedang diawetkan di Sumut," sebutnya. (*)
Baca Juga
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.
Tags
Politik