Etalase Barang Impor Luxury

52 Orang di Sumatera Utara Meninggal Dunia Akibat DBD

disrupsi.id - Medan | Musim penghujan membawa ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) dengan melonjaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Selama 2024, tercatat sebanyak 7.994 orang di Sumut terpapar DBD dan 52 orang meninggal dunia.

Kondisi ini menjadikan Sumut sebagai salah satu daerah dengan kasus tertinggi di Indonesia. Untuk menekan angka kasus dan fatalitas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut terus menggencarkan berbagai upaya strategis.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, H. Muhammad Faisal Hasrimy, AP, MAP, menegaskan salah satu langkah mengendalikan DBD dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang, dan upaya tambahan lainnya).

"Gerakan ini bertujuan melibatkan masyarakat secara aktif dalam memutus rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti, " ujarnya.

Selain itu, Dinkes Sumut memastikan distribusi logistik seperti larvasida, insektisida, mesin fogging, dan alat tes cepat (RDT) DBD tepat sasaran. Surveilans ketat juga dilakukan melalui pemantauan jentik berkala (PJB) dan penyelidikan epidemiologi (PE) di wilayah dengan lonjakan kasus, termasuk Nias Selatan, Mandailing Natal, Karo, dan Deli Serdang.

"Penyuluhan kepada masyarakat menjadi fokus utama dalam kampanye pencegahan DBD. Melalui media massa dan edukasi langsung, masyarakat diajak mengenali tanda-tanda bahaya DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri sendi, dan munculnya ruam kulit, " ujarnya.

Kampanye ini juga menitikberatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi potensi berkembangnya nyamuk. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas juga diperkuat untuk memastikan program berjalan efektif.

"Meski demikian, tantangan seperti beban kerja ganda dan rotasi petugas yang cepat di tingkat daerah masih menjadi kendala yang perlu diatasi. Dukungan kebijakan dan anggaran yang berkelanjutan dari pemerintah daerah juga sangat diperlukan, " urainya.

Deteksi dini melalui alat tes RDT DBD bagi individu yang mengalami demam menjadi salah satu fokus Dinkes Sumut untuk menekan kasus baru. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat diagnosis sehingga pasien dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat.

"Dengan kombinasi pendekatan lintas sektor, pemberdayaan masyarakat, dan dukungan kebijakan yang kuat, Dinkes Sumut optimistis dapat mengendalikan lonjakan kasus DBD. Masyarakat juga diimbau untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan serta mendukung program pencegahan yang telah dicanangkan," bebernya. (*) 

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال