Sado sepi peminat karena kedatangan pelancong ke Brastagi menurun drastis. |
Disrupsi.id, Berastagi – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, para joki sado dan kuda tunggang, serta pedagang buah di kawasan wisata Berastagi, Kabupaten Karo, mengeluhkan sepinya kunjungan wisatawan. Kondisi ini diperparah oleh dampak bencana longsor di Daulu dan Sembahe beberapa waktu lalu, yang diduga menjadi penyebab utama penurunan kunjungan.
Pantauan pada Sabtu (21/12/2024) di Pajak Buah Berastagi menunjukkan para joki kuda tunggang dan sado terlihat mondar-mandir tanpa penumpang. Mereka sesekali menawarkan jasa kepada pengunjung yang berhenti atau memarkir kendaraan, namun minat wisatawan tampak rendah.
“Libur akhir tahun ini sepertinya sangat berat. Padahal anak sekolah sebagian sudah libur namun para pengunjung masih sepi ke Pajak Buah,” ujar P. Sembiring, seorang joki kuda tunggang.
Menurutnya, biasanya pada masa-masa seperti ini Berastagi sudah ramai dikunjungi wisatawan. Namun, ia menduga bencana longsor yang sempat melanda wilayah Daulu dan Sembahe menjadi faktor utama yang menghalangi wisatawan untuk datang.
Situasi ini berdampak langsung pada mata pencaharian para joki lainnya. M. Pelawi, mengungkapkan bahwa sepinya pengunjung membuat mereka kesulitan untuk membayar sewa kuda, yang berkisar antara Rp250.000 hingga Rp300.000 per hari.
“Sekarang ini jangankan buat kantong pribadi, buat bayar sewa kuda saja bisa terbayarkan sudah bersyukur,” keluh Pelawi.
Tidak hanya joki kuda, para pedagang buah di Pajak Buah Berastagi juga merasakan hal serupa. Non Beru Sinuhaji, salah seorang pedagang, berharap situasi ini segera membaik setelah Natal.
“Semoga saja usai tanggal 25 Natal bersama ini, wisatawan melonjak datang kemari. Sehingga semangat para pedagang buah kembali lagi seperti sedia kala,” ujarnya penuh harap.
Para pelaku usaha di Berastagi berharap agar kunjungan wisatawan bisa meningkat pada puncak libur akhir tahun. Selain menjadi penggerak ekonomi lokal, keramaian wisatawan juga diharapkan bisa mengembalikan semangat para pelaku usaha yang selama ini bergantung pada sektor pariwisata.
“Kami pedagang buah di sini sudah cukup merasakan sepi pengunjung. Kita juga sadar, tidak bisa kita lawan alam atau kehendak Tuhan atas segala musibah yang ada,” tambah Non Beru Sinuhaji.
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.