Etalase Barang Impor Luxury

Meski Tarif PPN Naik ke 12 Persen, BI Sumut Optimis Ekonomi Sumut Tumbuh Kuat di 2025

Meski Tarif PPN Naik ke 12 Persen, BI Sumut Optimis Ekonomi Sumut Tumbuh Kuat di 2025
Kepala BI Sumut IGP Wira Kusuma saat memaparkan perkembangan ekonomi pada acara Bincang Bareng Media (BBM), Kamis (19/12/2024)

Disrupsi.id, Medan – Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada tahun 2025 diperkirakan akan menguat dengan capaian di rentang 4,9 hingga 5,7 persen (year-on-year). Optimisme ini disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPWBI) Sumut, IGP Wira Kusuma, dalam acara Bincang Bareng Media (BBM), Kamis (19/12/2024).

“Meski risiko eksternal dan domestik masih ada, kami melihat peluang pertumbuhan yang signifikan bagi Sumatera Utara. Ekspor yang konsisten meningkat menjadi salah satu motor utama,” ujar Wira, didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Iman Gunadi dan Suharman Tabrani.

“Sumbangan penerimaan ekspor yang tinggi selama beberapa triwulan terakhir memberikan harapan bagi peningkatan daya saing sektor industri pengolahan, yang memberikan multiplier tinggi bagi penciptaan lapangan kerja,” lanjutnya.

Wira menjelaskan bahwa risiko perlambatan ekonomi global, tensi geopolitik, dan dan risiko pertumbuhan negara mitra dagang utama yang lebih rendah dapat menekan ekspektasi lebih kuatnya pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Meski demikian, kontribusi ekspor tinggi selama beberapa triwulan terakhir diharapkan mampu meningkatkan daya saing sektor industri pengolahan. Sektor ini dinilai memiliki efek berganda dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Mulai 1 Januari 2025, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tunggal sebesar 12 persen akan diberlakukan. Namun, pemerintah memberikan pembebasan pajak untuk barang dan jasa kebutuhan pokok, serta subsidi pajak terhadap tiga komoditas utama: tepung terigu, gula untuk industri, dan minyak goreng rakyat atau MinyaKita.

“Bersamaan dengan itu, Pemerintah juga menyatakan menyiapkan paket stimulus ekonomi yang menyasar enam aspek, yakni rumah tangga, pekerja, UMKM, industri padat karya, mobil listrik dan hibrida, serta properti,” jelasnya.

Bank Indonesia akan terus mengarahkan kebijakan moneternya pada keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Upaya ini difokuskan pada pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, yang menjadi prasyarat bagi aktivitas ekonomi yang lebih luas.

Kebijakan moneter Bank Indonesia pada tahun 2025 akan diarahkan pada keseimbangan untuk menjaga stabilitas ("pro-stability and growth"), dengan tetap mencermati ruang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sasarannya adalah pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah, khususnya dari dampak negatif rambatan global.

Dalam ranah kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran, Bank Indonesia akan tetap melanjutkan pendekatan yang mendukung sektor-sektor prioritas, seperti pengembangan UMKM, inklusi keuangan, dan inisiatif ekonomi hijau.

Meski tantangan global masih membayangi, bauran kebijakan yang strategis dan sinergi antara pemerintah, perbankan, serta dunia usaha diharapkan mampu menjadikan Sumut sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang tangguh di Indonesia.

Inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terkendali sebagai prasyarat bagi kepastian dan berkembangnya berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan, baik oleh Pemerintah, perbankan, dunia usaha, investor, maupun masyarakat.

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال