disrupsi.id - Jakarta | Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan bahwa kebijakan moneter ke depan tidak lagi hanya terfokus pada menjaga stabilitas ekonomi, seperti kestabilan nilai tukar dan pengendalian inflasi, tetapi juga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% selama masa pemerintahannya, naik signifikan dari rata-rata 5% dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Rabu (22/1/2025), Perry menjelaskan bahwa kebijakan moneter akan bersifat pro-stabilitas sekaligus pro-pertumbuhan (pro-growth).
Selain itu, kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta inklusi keuangan juga akan difokuskan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan moneter kami pro-stability and growth. Kebijakan lainnya seperti makroprudensial dan inklusi keuangan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Perry.
Sebagai langkah awal, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada Januari 2025. Langkah ini diambil karena inflasi saat ini berada pada level yang terkendali, sehingga memberikan ruang untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Kami terus memantau data terkini dan mencari peluang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, karena inflasi rendah dan kami perlu mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, Perry memastikan bahwa stabilitas nilai tukar rupiah tetap menjadi prioritas utama Bank Indonesia. BI akan memperkuat likuiditas perbankan agar dapat meningkatkan penyaluran kredit, terutama ke sektor-sektor ekonomi yang menjadi prioritas pemerintah.
"Kami berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan meningkatkan likuiditas perbankan, terutama untuk mendukung sektor-sektor strategis yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi," tegas Perry.
Dengan kombinasi kebijakan moneter dan makroprudensial yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan, Bank Indonesia berupaya mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang ambisius. Dukungan terhadap sektor UMKM, inklusi keuangan, dan pendalaman pasar diharapkan dapat menciptakan fondasi yang lebih kuat bagi ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.