UHC-JKMB: Mewujudkan Kesehatan Merata untuk Warga Medan

Bobby Nasution memperkenalkan program UHC - JKMB secara simbolis di RSUD H. Bachtiar Djafar (istimewa)
Bobby Nasution memperkenalkan program UHC - JKMB secara simbolis di RSUD H. Bachtiar Djafar (istimewa)


Oleh: Farida Noris Ritonga

'Orang gila' mana yang ingin mengalami musibah dalam hidupnya, meskipun musibah dapat disulap menjadi berkah. Malah sebaliknya, setiap orang akan mencari cara menjauhkan diri dari musibah.  

Namun kearifan lokal Indonesia yang berbunyi ‘malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih', seolah membangunkan kewarasan kita, bahwa musibah bisa hadir kapan saja. Musibah yang barangkali tak pernah terpikirkan karena sehari-hari sibuk mengumpulkan cuan, tiba-tiba datang tanpa diundang.

Sakit, misalnya. Ritme kerja yang hectic, asupan makanan yang rendah nutrisi, serta kondisi cuaca tak menentu, dapat membuat keadaan tubuh jadi tidak prima. Sementara itu, situasi ekonomi yang megap-megap bak lampu diskotik, tak memungkinkan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. 

Biaya perawatan medis yang tinggi serta terbatasnya akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, biasanya membuat sebagian orang enggan berobat, sehingga lebih memilih meminum rimpang-rimpangan yang diolah sendiri. Bahkan jika memutuskan berobat ke rumah sakit, mereka mesti menjual barang berharga untuk mendapatkan layanan kesehatan yang dibutuhkan.  

Namun saat ini, masyarakat khususnya warga Kota Medan tak perlu lagi merisaukan perkara biaya berobat ke rumah sakit. Sebab, kehadiran program Universal Health Coverage (UHC) dengan Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) merupakan solusi cerdas dari krisis kesehatan.

Program yang diinisiasi oleh Bobby Nasution saat menjabat Wali Kota Medan ini, berkomitmen untuk memastikan seluruh warga Medan mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas hanya dengan menggunakan e-KTP. 

“Program ini (UHC-JKMB, red) salah satu upaya kami bersama instansi terkait untuk mempermudah masyarakat Kota Medan mendapat akses layanan kesehatan baik di Kota Medan maupun di seluruh Indonesia,” ujar Bobby saat diwawancarai disrupsi.id beberapa waktu lalu.  

Bobby memahami bahwa kesehatan merupakan hal urgensi di tengah masyarakat.

“Ini penting ya, terutama bagi warga yang belum terkaver oleh program BPJS Kesehatan atau kesulitan membayar iuran bulanan. Oleh karena itu, Program UHC JKMB hadir sebagai langkah konkret dalam mendukung tercapainya akses kesehatan yang merata di Indonesia,” paparnya.

Lain halnya Fadli (32), warga Medan Johor yang berprofesi sebagai pedagang buah. Ia pernah berurusan dengan pinjol alias pinjaman online demi membiayai operasi usus buntu nya.  

“Waktu itu saya tak tahu ada UHC JKMB, BPJS pun udah lama tak bayar iuran, jadi terpaksalah ke pinjol,” ungkap Fadli.  

“Bagi kami yang ekonominya lemah, terasa berat juga urusan sakit ni kok tak ada dana. Untung sekarang ada UHC JKMB, terbantulah kami sama program Pak Bobby,” urainya.

Apa itu UHC-JKMB?  

Bobby Nasution memastikan masyarakat Kota Medan dapat mengakses layanan kesehatan cukup menggunakan e-KTP (istimewa)
Bobby Nasution memastikan masyarakat Kota Medan dapat mengakses layanan kesehatan cukup menggunakan e-KTP (istimewa)

Medan, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang padat, menghadapi berbagai tantangan dalam memberikan akses layanan kesehatan yang merata. Meskipun BPJS Kesehatan telah menjadi skema nasional yang memberikan jaminan kesehatan, namun masih terdapat sederet kendala, terutama bagi masyarakat dengan status ekonomi yang lebih rendah, untuk mengakses layanan kesehatan yang memadai.

Berkaca dari persoalan ini, program UHC-JKMB hadir di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang adil dan setara terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Di Medan, program UHC-JKMB sendiri resmi diluncurkan pada 1 Desember 2022. Adapun Bobby Nasution bersama Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, memperkenalkan program ini secara simbolis saat soft launching di RSUD H. Bachtiar Djafar. Jumlah capaian UHC di Kota Medan per Mei 2023 sudah mencapai 96.77 persen.

“Komitmen kami ingin mewujudkan masyarakat Medan yang sehat dan sejahtera. Warga fokus saja bekerja, biarkan kami membereskan kendala perihal biaya pelayanan kesehatan ini,” terang Bobby yang pada Kamis 20 Februari 2025 dilantik sebagai Gubernur Sumatra Utara.  

Perlu diketahui, program UHC-JKMB tidak hanya berlaku di Kota Medan, tetapi juga di rumah sakit yang berada di luar Medan asalkan rumah sakit tersebut sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Kesimpulan

Faktanya, banyak dari kita abai pada hal-hal yang bersifat preventif, salah satunya soal kesehatan. Tingkat awareness kita terhadap isu-isu kesehatan baru akan nampak jika musibah (baca: sakit) menggerogoti.  

Hal ini bisa dilihat dari jumlah masyarakat yang melek asuransi kesehatan. Selain keterbatasan ekonomi karena tak mampu membayar premi, literasi masyarakat terkait kesehatan juga kurang teredukasi.

Di sinilah peran UHC-JKMB, digawangi Bobby Nasution bersama pemerintahan Kota Medan serta instansi terkait, terus bersinergi untuk 'menyulap’ musibah yang menghimpit masyarakat, dengan menyodorkan solusi dan jalan keluar yang tepat.  

Dengan adanya akses layanan kesehatan yang lebih merata dan terjangkau, UHC-JKMB menjadi jawaban bagi mereka yang selama ini terbentur biaya dalam mendapatkan layanan kesehatan. Program ini memberikan harapan baru bagi warga Kota Medan untuk hidup yang lebih sehat dan sejahtera. (*)





Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال