disrupsi.id - Medan | Jembatan Noyo di Desa Tuwuna, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara (Sumut) roboh usai diterjang banjir. Masyarakat terpaksa menggunakan perahu sebagai alternatif untuk penyeberangan.
Kasi Humas Polres Nias, Aipda Motivasi Gea mengatakan aktivitas masyarakat terganggu akibat jembatan tersebut roboh. Sebab Jembatan Noyo penghubung utama antara tiga daerah yakni Kabupaten Nias Barat dengan Kabupaten Nias dan Kota Gunung Sitoli.
"Dengan kondisi tersebut, masyarakat terpaksa menggunakan perahu sebagai alternatif untuk menyeberang. Personel telah turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan," kata Aipda Motivasi Gea, Kamis (6/3/2025).
Polres Nias, tambahnya, menghimbau pemilik perahu untuk selalu mengutamakan keselamatan para penumpang serta tidak melakukan pungutan biaya penyebrangan secara paksa atau di luar batas kewajaran.
"Kepada warga, diimbau agar mempertimbangkan jalur alternatif lain guna menghindari risiko kecelakaan akibat cuaca yang tidak menentu dan kondisi fasilitas penyebrangan yang masih terbatas," pungkasnya.
Dia menambahkan saat ini masyarakat sekitar telah menyediakan perahu untuk penyeberangan baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan roda dua. Namun, fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas dan memiliki risiko tinggi mengingat kondisi cuaca yang kerap berubah secara ekstrem.
"Aparat kepolisian berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan koordinasi guna memastikan keselamatan warga yang terdampak akibat robohnya jembatan tersebut," sebutnya.
Diketahui, Jembatan Noyo di Desa Tuwuna, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, roboh setelah diterjang banjir. Banjir terjadi setelah hujan deras yang melanda kawasan itu sehingga mengakibatkan Sungai Noyo meluap pada Rabu (5/3/2025) sekitar pukul 09.40 WIB.
Jembatan yang dibangun sejak 1996 ini mengalami kerusakan parah, dengan bagian yang ambruk mencapai 60 meter dari total panjang 90 meter. Tiang penyangga tengah jembatan roboh akibat derasnya arus banjir. Sementara besi penyangga dan lantai jembatan hanyut terbawa arus.
Ambruknya Jembatan Noyo menyebabkan lumpuhnya jalur transportasi utama dan berdampak langsung pada perekonomian warga. Polres Nias dan Polsek Mandrehe, tambahnya, juga telah berkoordinasi dengan pihak dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, akses alternatif yang dapat digunakan warga adalah melalui jalur roda dua dari Simpang Doli-Doli - Hilimayo - Kecamatan Botomuzoi menuju Simpang Botombawo, dengan jarak tempuh 22 km (45 menit).
Jalur roda dua dan roda empat dari Simpang Lahomi menuju Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, lalu ke Desa Duria, Kecamatan Lolofitu Moi, dengan jarak tempuh 43 km (2,5 jam). (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.