disrupsi.id - Medan | Barang yang impor ke Sumatera Utara pada Februari 2025 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) tercatat sebesar US$362,35 juta atau turun sebesar 22,53 persen jika dibandingkan Januari 2025 yang bernilai sebesar US$467,71 juta.
"Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami penurunan sebesar 20,20 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Asim Saputra.
Asim menambahkan nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada Februari 2025 dibanding Januari 2025 di mana barang konsumsi mengalami penurunan sebesar 31,68 persen.
"Sedangkan bahan baku penolong turun sebesar 21,20 persen dan barang modal mengalami penurunan sebesar 22,67 persen," pungkasnya.
Pada Februari 2025, golongan barang utama yang mengalami penurunan nilai impor adalah ampas/sisa industri makanan dengan nilai sebesar US$20,55 juta (-50,59%).
"Kemudian diikuti oleh penurunan nilai impor buah-buahan dengan nilai sebesar US$17,36 juta (-73,14%)," urainya.
Asim menyebutkan tidak ada yang mengalami kenaikan nilai impor di antara 10 golongan barang utama. Namun begitu, nilai impor Februari 2025 dari Tiongkok merupakan yang terbesar yaitu US$89,24 juta dengan perannya mencapai 24,63 persen dari total impor Sumatera Utara.
"Setelah Tiongkok diikuti Singapura sebesar US$48,36 juta (13,35%) dan Malaysia sebesar US$46,35 juta (12,79%)," ucapnya.
Di sisi lain, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada Februari 2025 mengalami kenaikan dibandingkan Januari 2025, yaitu dari US$ 919,50 juta menjadi US$ 1.002,49 juta atau mengalami kenaikan sebesar 9,03 persen.
"Bila dibandingkan dengan Februari 2024, ekspor Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 34,23 persen," tambah Asim.
Asim merinci golongan barang yang mengalami penurunan terbesar pada Februari 2025 terhadap Januari 2025 adalah golongan karet dan barang dari karet yaitu turun sebesar US$11,26 juta (-11,95%) diikuti oleh golongan sabun dan preparat pembersih turun sebesar US$6,16 juta (-12,03%).
"Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati yaitu naik sebesar US$72,02 juta (20,57%) dan diikuti oleh golongan berbagai produk kimia yaitu naik sebesar US$20,04 juta (14,42%)," ujarnya.
Asim menambahkan ekspor ke Tiongkok pada Februari 2025 merupakan yang terbesar yaitu US$144,94 juta, diikuti Amerika Serikat sebesar US$128,48 juta dan India sebesar US$56,67 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,93 persen.
"Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Februari 2025, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$354,61 juta (35,37%)," paparnya. (*)
Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.