RSJ Prof. Ildrem Siap Bertransformasi Jadi Rumah Sakit Jiwa Modern


disrupsi.id - Medan | Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof. Dr. M. Ildrem di Sumatera Utara tengah  bertransformasi untuk menjadi rumah sakit jiwa yang tidak hanya fokus pada penanganan gangguan jiwa berat, tetapi juga menyediakan layanan kesehatan umum yang inklusif dan berbasis pemulihan.

Direktur RSJ Prof. Ildrem, drg. Ismail Lubis, menegaskan komitmen institusinya untuk memperluas cakupan pelayanan, menjadikan rumah sakit lebih ramah bagi pasien dan keluarga. Menurutnya, pendekatan layanan ke depan akan jauh dari stigma “pengurungan”, dan lebih menekankan pada suasana yang nyaman, aman, serta mendukung proses penyembuhan holistik.

“Kami tidak ingin RSJ hanya dikenal sebagai tempat perawatan gangguan jiwa. Kami ingin menghadirkan suasana yang membuat pasien merasa seperti di rumah, bukan terasingkan. Ini adalah bentuk transformasi mental yang kami bangun,” ujarnya, Rabu (9/4/2024).

RSJ Prof. Ildrem telah merampungkan tahap perencanaan dan lelang untuk pembangunan dua gedung rawat inap baru, yakni Ruang Rawat Inap Bukit Barisan dan Dolok Sanggul. Kedua gedung ini akan dilengkapi dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dirancang untuk mendukung proses pemulihan psikologis pasien.

“RTH sangat penting dalam pemulihan mental. Pasien dapat beristirahat, bersantai, atau menenangkan diri di taman. Lingkungan yang asri dan alami bisa mempercepat pemulihan tidak hanya secara fisik, tapi juga psikis,” jelas Ismail.

Dengan luas area mencapai 3,8 hektare dan bangunan seluas 25.800 meter persegi, RSJ Prof. Ildrem memiliki potensi besar untuk bertransformasi menjadi rumah sakit umum berbasis layanan jiwa unggulan. Namun, Ismail menekankan perlunya dukungan anggaran dari Kementerian Kesehatan agar pembangunan fasilitas dapat berjalan optimal.

“Visi kami adalah menjadikan RSJ ini sebagai rumah sakit umum di mana layanan kesehatan jiwa tetap menjadi andalan. Transformasi ini tidak mungkin terealisasi tanpa dukungan pemerintah pusat,” tuturnya.

Sebagai satu-satunya RSJ tipe A di Sumatera Utara, Prof. Ildrem berperan sebagai rumah sakit pengampu bagi 10 RS jiwa di tingkat kabupaten dan kota. Tugas ini meliputi peningkatan kompetensi SDM, pembaruan infrastruktur, serta standarisasi pelayanan sesuai regulasi visitasi nasional.

Target RSJ ini adalah menurunkan lama rawat inap (Length of Stay/LOS) maksimal 35 hari, dengan menciptakan suasana yang mendukung percepatan pemulihan.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah pembiayaan pasien ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan. Ismail mendorong adanya kerja sama melalui skema dana tidak terdaftar (unregistered fund) antara RSJ dan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan setiap pasien tetap mendapat layanan kesehatan yang layak.

“Kebanyakan pasien ODGJ berasal dari keluarga kurang mampu. Negara harus hadir. MoU dengan pemda penting agar tidak ada pasien yang terlantar karena kendala pembiayaan,” tegasnya.

RSJ Prof. Ildrem juga tengah mempersiapkan akreditasi sebagai rumah sakit pendidikan, menjadi lokasi praktik bagi mahasiswa kedokteran, keperawatan, hingga psikologi. Ini merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas layanan sekaligus mendorong riset dan inovasi dalam bidang psikiatri dan rehabilitasi mental.

Ismail juga menekankan pentingnya pendekatan spiritual dalam pemulihan pasien, sebagai upaya mengembalikan ketahanan mental dari sisi religius. Oleh karena itu, fasilitas tempat ibadah akan disiapkan sebagai bagian integral dari program terapi holistik.

Berdasarkan data SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit), pasien ODGJ terbanyak berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara dan Mandailing Natal, dengan penyebab dominan berupa konflik keluarga, perceraian, tekanan ekonomi, dan masalah pekerjaan. (*)

Baca Juga

Baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال