SumutHeadline

BMKG: Sumut Masuki Musim Pancaroba, Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang

×

BMKG: Sumut Masuki Musim Pancaroba, Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang

Sebarkan artikel ini
BMKG: Sumut Masuki Musim Pancaroba, Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang
Wilayah Sumatera Utara mulai memasuki musim hujan. (Poto: ist)

disrupsi.id – Medan | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa wilayah Sumatera Utara (Sumut) saat ini tengah memasuki musim pancaroba. Kondisi ini dipengaruhi fenomena iklim global seperti Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Equatorial, dan Dipole Mode Index (DMI) yang sedang aktif.

“Awal musim hujan 2025 di wilayah Sumut diperkirakan berlangsung secara bertahap sejak Agustus hingga November. Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November,” kata Kepala BMKG Sumut, Hendro, Senin (29/9/2025).

Sertifikat JMSI

Hendro menyebutkan dua Zona Musim (ZOM) di pesisir timur lebih dulu memasuki musim hujan pada Agustus. Kemudian disusul daerah lain seperti pantai barat dan lereng barat hingga November mendatang.

“Pola curah hujan di Sumut berbeda-beda tiap daerah. Secara umum, Oktober hingga Desember berada pada kategori menengah, 101–300 mm per bulan. Namun ada sejumlah daerah yang diperkirakan mengalami curah hujan tinggi, antara 301–500 mm,” jelas Hendro.

Adapun wilayah yang berpotensi hujan tinggi pada Oktober meliputi sebagian Asahan, Dairi, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Langkat, Nias, Nias Barat, Nias Utara, Serdang Bedagai, Simalungun, Tapanuli Tengah, Toba, serta Kota Binjai dan Tebing Tinggi.

“Kondisi serupa diperkirakan berlanjut hingga November dan Desember dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Faktor global yang sedang aktif yang mempengaruhi cuaca di Sumut saat ini meliputi MJO, Gelombang Rossby Equitorial, dan DMI,” urainya.

BMKG juga mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang, terutama di wilayah pantai timur, pantai barat, lereng barat, lereng timur, serta pegunungan Sumut.

“Potensi banjir pada Oktober berada di level rendah hingga menengah. Namun beberapa daerah seperti Asahan, Kepulauan Nias, Batu Bara, Deli Serdang, Medan, Pematangsiantar, Tanjung Balai, hingga Labuhanbatu perlu meningkatkan kewaspadaan,” ucapnya.

Sementara itu, tambah Hendro, risiko longsor diprediksi lebih tinggi di daerah pegunungan dan lereng curam seperti Langkat, Dairi, Karo, Simalungun, Pakpak Bharat, Toba, Samosir, dan Tapanuli.

“BMKG juga memberi perhatian khusus pada masyarakat pesisir dan nelayan. BMKG Maritim Belawan secara aktif memantau kondisi perairan, termasuk potensi gelombang tinggi dan pasang surut,” pungkasnya.

Selain itu, tren suhu udara di Sumut dalam dua dekade terakhir menunjukkan peningkatan signifikan. Di Medan, suhu maksimum pada Juli 2024 tercatat 36,7°C, lalu naik menjadi 37,8°C pada Juli 2025.

“Karena beberapa bulan ke depan Sumut akan memasuki musim hujan, masyarakat perlu waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Kami imbau agar saluran drainase dibersihkan agar tidak terjadi genangan yang memicu banjir, serta terus memantau informasi resmi BMKG di kanal media sosial @infobmkgsumut,” ujar Hendro. (Mxy)