BACA JUGA:
disrupsi.id – Jakarta | Gaza kembali menjadi saksi kehancuran paling memilukan. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun perang, Kota Gaza dihantam serangan paling brutal oleh militer Israel, Selasa (16/9). Ribuan warga melarikan diri di bawah hujan bom dan peluru, sementara Sekretaris Jenderal PBB menyebut ofensif ini sebagai sesuatu yang “mengerikan.”
“Gaza terbakar,” ujar Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, di platform X. Di jalan pesisir al-Rashid, rombongan mobil, gerobak keledai, dan warga berjalan kaki terlihat membawa sisa harta benda mereka, berlatar belakang asap hitam dari gedung-gedung yang rata dengan tanah.
Ratusan Warga Tewas, Masjid Ikut Dihancurkan
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 91 orang tewas pada Selasa (16/9), termasuk mereka yang terbunuh saat mencoba menyelamatkan diri melalui jalan pesisir. Setidaknya 17 bangunan hunian hancur, termasuk Masjid Aybaki di distrik Tuffah yang menjadi target jet tempur Israel.
Militer Israel bahkan dilaporkan menggunakan robot bermuatan bahan peledak yang mampu meratakan hingga 20 unit rumah. Menurut Euro-Med Monitor, ada 15 mesin penghancur semacam itu yang dikerahkan di berbagai penjuru kota.
Gelombang Pengungsian dan Tank yang Masuk Kota
Sekitar 1 juta warga Palestina sebelumnya sempat kembali ke Kota Gaza setelah fase awal perang, namun kini arus pengungsian kembali memuncak. Data berbeda muncul: militer Israel memperkirakan 350 ribu orang melarikan diri, sementara Pemerintah Gaza menyebut jumlah itu termasuk yang berpindah ke pusat dan barat kota, serta 190 ribu lainnya yang benar-benar meninggalkan Gaza City.
Kamp al-Mawasi di selatan yang sudah padat kini menjadi tujuan utama, meski justru ikut menjadi sasaran serangan udara. Kondisi buruk membuat 15 ribu orang memutuskan kembali ke Gaza City.
Di sisi lain, Israel merilis rekaman udara yang memperlihatkan tank dan kendaraan lapis baja bergerak semakin dalam ke kota. Militer bahkan mengakui butuh “beberapa bulan” untuk benar-benar menguasai Gaza City.
PBB: Perang Israel Adalah Genosida
Komisi Penyelidikan PBB akhirnya mengeluarkan kesimpulan tegas: perang Israel di Gaza adalah genosida. Setelah hampir dua tahun konflik dan lebih dari 64.964 korban jiwa, laporan itu menegaskan adanya “niat khusus” Israel untuk menghancurkan warga Palestina sebagai sebuah bangsa.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut kondisi Gaza sebagai bencana kemanusiaan yang tak bisa ditoleransi. Kritik internasional juga semakin keras. Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan perang ini tidak dapat diterima secara moral, politik, maupun hukum.
Prancis mendesak Israel menghentikan “kampanye destruktif yang tidak lagi memiliki logika militer.” Presiden Irlandia Michael D Higgins bahkan menyerukan pengucilan Israel dari PBB serta penghentian perdagangan dengan negara tersebut. (aljazeera/kim)