Internasional

Kerusuhan Pecah di Prancis, Ratusan Ribu Orang Turun Ke Jalan Dalam Aksi Protes “Block Everything”

×

Kerusuhan Pecah di Prancis, Ratusan Ribu Orang Turun Ke Jalan Dalam Aksi Protes “Block Everything”

Sebarkan artikel ini
Kerusuhan Pecah di Prancis, Ratusan Ribu Orang Turun Ke Jalan Dalam Aksi Protes 'Block Everything"
Ilustrasi (Photo by Andrew Taylor: https://www.pexels.com/photo/people-protesting-on-street-4058956/)

Disrupsi.id, Paris – Prancis dilanda gelombang protes besar pada 10-11 September 2025 dalam gerakan “Bloquons Tout” (Block Everything), menyusul pengangkatan Perdana Menteri baru Sébastien Lecornu dan kebijakan pemotongan anggaran yang kontroversial di bawah pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Demonstrasi yang melibatkan serikat buruh, mahasiswa, pekerja sektor publik, dan kelompok “yellow vests” ini menuntut pengunduran diri Macron, pemilu baru, serta pembatalan kebijakan austerity yang memengaruhi pensiun dan layanan sosial.

Sertifikat JMSI

Puncak kerusuhan terjadi pada 10 September dengan 175.000-250.000 demonstran di seluruh Prancis menggelar 550 pengumpulan dan 262 blokade.

Sementara itu di Paris, bentrokan pecah di Place de la République dan Stasiun Gare du Nord, di mana polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan 1.000 pengunjuk rasa.

Sebuah kafe terbakar akibat granat gas polisi, dan kebakaran gedung dilaporkan di pusat kota.

Sedangkan di kota lain seperti Marseille, Lille, Nantes, Toulouse terjadi 33 penangkapan, dan Lyon, jalan tol, rel kereta dan bandara diblokade, mengganggu transportasi.

Di Rouen, sebuah gereja dibakar, diduga oleh kelompok radikal, sementara di Tourcoing, seorang polisi diserang massa.

Pada 11 September, protes berlanjut dengan skala lebih kecil, melibatkan 200.000-250.000 orang, dan aksi ini lebih banyak berlangsung dengan damai.

Hingga 12-13 September, tidak ada laporan kerusuhan besar baru, meskipun ketegangan politik tetap tinggi dengan rencana mogok besar pada 18 September.

Sejauh ini pemerintah mengerahkan 80.000 polisi, melaporkan 34 petugas terluka, dan terjadi 473-540 penangkapan. Sementara itu ratusan demonstran cedera ringan akibat gas air mata. Sedangkan kerusakan materil meliputi mobil terbakar dan gangguan transportasi, tanpa korban jiwa.

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau menyebut protes “gagal melumpuhkan Prancis,” sementara Macron tetap fokus pada diplomasi luar negeri. Oposisi kiri mendukung protes sebagai “suara rakyat,” sedangkan sayap kanan menyalahkan kekerasan dan menyerukan pengendalian imigrasi.

Di platform X, opini terpecah: sebagian melihat protes sebagai kebangkitan melawan globalisme, sementara yang lain mengaitkannya dengan imigrasi atau pengaruh asing.

Protes ini, berbeda dari kerusuhan etnis 2023, lebih didorong oleh isu ekonomi dan politik. Meskipun situasi kini stabil, potensi eskalasi tetap ada seiring rencana mogok mendatang. (Sumber: Le Monde, Reuters, BFM, dan postingan X)