Internasional

Kontroversi Charlie Kirk, dari Rasisme Hingga Sebut Nabi Muhammad Pelaku Pelecehan Seksual Anak

×

Kontroversi Charlie Kirk, dari Rasisme Hingga Sebut Nabi Muhammad Pelaku Pelecehan Seksual Anak

Sebarkan artikel ini
Kontroversi Charlie Kirk, dari Rasisme Hingga Sebut Nabi Muhammad Pelaku Pelecehan Seksual Anak
Charlie Kirk

disrupsi.id – Jakarta | Kematian Charlie Kirk, aktivis konservatif sekaligus pendiri Turning Point USA (TPUSA), tak hanya meninggalkan duka di kalangan pendukungnya. Ia juga mewariskan sederet pandangan politik yang memecah belah publik Amerika. Dengan gaya retorika provokatif, Kirk sering menjadi headline media, memantik perdebatan sengit, dan menempatkan dirinya sebagai figur paling kontroversial di barisan Make America Great Again (MAGA).

Berikut sederet pandangan Charlie Kirk yang paling memicu kontroversi:

Sertifikat JMSI

1. Ras dan Komunitas Kulit Hitam

Kirk kerap mengkritik gerakan Black Lives Matter dan menyebut narasi diskriminasi terhadap kulit hitam di Amerika sebagai “mitos politik.” Bahkan, sehari sebelum kematiannya, ia tampil di Fox News menuduh Partai Demokrat menyebarkan “narasi palsu” tentang korban serangan rasial.
Menurut Kirk, justru orang kulit putih lebih sering diserang oleh kulit hitam, bahkan secara per kapita. Pandangan ini langsung menyalakan api kontroversi di ruang publik.

2. Islam dan Dunia Muslim

Kirk beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang dianggap melecehkan Islam. Ia pernah membandingkan Nabi Muhammad dengan pelaku kejahatan seksual (pada anak-anak) Jeffrey Epstein, serta menyebut Islam “bertentangan dengan nilai-nilai Barat.”

Dalam wawancara bersama GB News pada Mei 2024, Kirk mengacu pada pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisyah yang saat itu masih berusia muda. Ia menafsirkan secara provokatif bahwa hal itu serupa dengan kejahatan seksual Epstein.

Kutipannya yang paling menuai kecaman berbunyi kurang lebih:

“If Muhammad were alive today, he would be treated the same way Jeffrey Epstein was — as someone who married a young girl. That is not compatible with Western values.”
(“Jika Muhammad masih hidup hari ini, ia akan diperlakukan sama seperti Jeffrey Epstein — sebagai seseorang yang menikahi anak muda. Itu tidak sejalan dengan nilai-nilai Barat.”)

Dalam wawancara tersebut Ia juga menyebut Islam tidak menyetujui adanya kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, atau pemisahan agama dan negara.

Komentar seperti ini membuatnya dikritik luas, termasuk oleh komunitas Muslim internasional.

3. Konflik Gaza dan Palestina

Dukungan Kirk terhadap Israel begitu kuat, hingga ia mempertanyakan eksistensi Palestina. Saat berdebat dengan mahasiswa pro-Palestina di Universitas Cambridge, Kirk membenarkan agresi militer Israel dengan pernyataan keras:

“Ketika kalian menyatakan perang pada Israel, bersiaplah menerima badai sebagai balasannya.”
Pernyataan ini memperkuat citranya sebagai sosok garis keras dalam isu geopolitik Timur Tengah.

4. Hak Kepemilikan Senjata Api

Dalam berbagai kesempatan, Kirk menegaskan bahwa korban jiwa akibat senjata api adalah “harga yang layak dibayar” demi mempertahankan Amandemen Kedua Konstitusi AS.

“Lebih baik ada beberapa kematian tiap tahun daripada kita kehilangan hak fundamental yang Tuhan berikan,” ujarnya di Salt Lake City, 2023.

Baginya, solusi penembakan massal bukanlah regulasi, melainkan memperbanyak petugas bersenjata di sekolah.

5. Aborsi dan Peran Gender

Kirk menolak aborsi secara total, bahkan dalam kasus ekstrem. Dalam sebuah debat di 2024, ia ditanya soal anak perempuan berusia 10 tahun yang hamil karena pemerkosaan. Jawabannya jelas: tidak ada pengecualian.

Ia juga konsisten mendorong peran gender tradisional bagi perempuan, yang memicu kritik tajam dari kelompok feminis dan pendukung hak reproduksi.

    Charlie Kirk mendirikan TPUSA saat masih berusia 18 tahun, lalu menjelma menjadi “wajah” konservatisme muda Amerika. Dengan 5,5 juta pengikut di platform X, acara The Charlie Kirk Show yang didengar lebih dari setengah juta orang tiap bulan, dan jaringan mahasiswa di ratusan kampus,

    Kirk berhasil mengubah dirinya dari sekadar aktivis muda menjadi ikon politik sayap kanan.

    Namun, sederet pandangannya di isu ras, agama, Gaza, senjata api, hingga aborsi menegaskan satu hal: Charlie Kirk bukan sekadar influencer politik, tapi juga simbol pertempuran ideologi di Amerika. Ia dipuja oleh basis MAGA, tapi juga dibenci oleh lawan politiknya.

    Kini, setelah tewas ditembak di Utah, warisan kontroversial Kirk dipastikan akan terus menjadi bahan perdebatan panjang di Amerika dan dunia. (aljazeera/kim)

    Example 120x600