Disrupsi.id, Jakarta – Nama Sean “Diddy” Combs kembali jadi sorotan setelah Biro Penjara Federal Amerika Serikat (Federal Bureau of Prisons/FBoP) merilis perkiraan tanggal kebebasannya: 8 Mei 2028.
Raja industri musik berusia 55 tahun itu kini menjalani hukuman 50 bulan penjara atas kasus pidana yang mengguncang industri hiburan global.
Diddy, yang selama beberapa dekade dikenal sebagai salah satu figur paling berpengaruh di dunia hip-hop dan bisnis musik, divonis bersalah atas dakwaan pengangkutan untuk prostitusi antarnegara bagian. Ia juga menghadapi berbagai tuduhan terkait kekerasan seksual dan pelanggaran hukum federal lainnya, yang masih dalam proses hukum terpisah.
Selain masa hukuman di penjara, Diddy juga akan menjalani pengawasan selama lima tahun setelah bebas dan diwajibkan membayar denda besar kepada pemerintah.
Kasus ini menjadi salah satu skandal paling signifikan dalam sejarah industri musik Amerika, mengingat posisi Diddy sebagai pendiri label Bad Boy Records dan tokoh yang meluncurkan karier sejumlah bintang besar seperti The Notorious B.I.G., Faith Evans, hingga Mary J. Blige.
Sebelum terjerat kasus hukum, Diddy dikenal sebagai salah satu pengusaha hiburan paling sukses di dunia, dengan portofolio yang meliputi musik, fesyen, hingga minuman keras. Majalah Forbes pernah menempatkannya dalam daftar selebriti terkaya di Amerika Serikat, dengan kekayaan bersih lebih dari USD 800 juta.
Namun sejak penyelidikan terhadapnya dibuka pada 2023 dan beberapa korban muncul ke publik, reputasi Diddy runtuh cepat. Sejumlah mitra bisnis besar, termasuk merek fesyen dan minuman premium, menghentikan kerja sama mereka.
Platform musik digital juga menyingkirkan sebagian katalog dan promosi terkait namanya, mencerminkan perubahan besar dalam cara industri menanggapi kasus pelecehan dan kekerasan yang melibatkan figur publik.
Publik Amerika terbelah dalam menanggapi perkembangan kasus ini. Sebagian melihatnya sebagai bentuk keadilan yang tertunda, sementara sebagian lainnya menilai hukuman yang dijatuhkan terlalu ringan bagi figur sebesar Diddy.
Sementara itu, para pengamat industri menilai kasus ini dapat menjadi titik balik bagi dunia hiburan global, terutama dalam menangani kasus kekerasan berbasis kekuasaan di industri musik.
“Kasus Diddy menegaskan bahwa bahkan ikon sebesar dia tidak kebal terhadap hukum. Ini menjadi pesan penting bagi dunia hiburan yang selama ini terlalu permisif terhadap kekerasan dan eksploitasi,” tulis kolumnis Variety dalam laporannya.
Jika tidak ada perubahan pada masa hukumannya, Diddy akan bebas pada Mei 2028—namun dengan status pengawasan ketat dan reputasi publik yang hampir mustahil pulih sepenuhnya. (kim)
Diddy, Sean Combs, Diddy bebas penjara, kasus Diddy 2025, Bad Boy Records, industri musik global, Variety, skandal selebriti AS, kejahatan seksual selebriti













