Kesehatan

Calon Pengantin Ini Gelar Pernikahan Kilat 12 Jam Setelah Didiagnosis Leukemia Agresif

×

Calon Pengantin Ini Gelar Pernikahan Kilat 12 Jam Setelah Didiagnosis Leukemia Agresif

Sebarkan artikel ini
Calon Pengantin Ini Gelar Pernikahan Kilat 12 Jam Setelah Didiagnosis Leukemia Agresif
Anabel Brenner (poto: Anabel)

Disrupsi.id, Jakarta — Hidup Anabel Brenner Schleicher (25) berubah drastis hanya dalam hitungan jam. Saat ia tengah sibuk menyiapkan pernikahan impiannya, dokter justru memberi kabar yang menghentak: ia mengidap leukemia limfoblastik T-cell akut, salah satu jenis kanker darah agresif.

Sebelumnya, mahasiswi keperawatan asal Georgia itu menjalani hidup seperti calon pengantin lainnya. Ia bekerja sambil kuliah dan sibuk merancang pesta pernikahan bersama sang tunangan untuk digelar September mendatang.

Sertifikat JMSI

Namun pada Maret 2025, Anabel menyadari ada benjolan kecil di lehernya. “Awalnya aku pikir cuma infeksi biasa,” ujarnya kepada People. “Tapi setelah beberapa minggu, benjolannya makin banyak.”

Pemeriksaan darah awal tak menunjukkan tanda bahaya. Dokter spesialis THT sempat mengatakan semuanya tampak normal. Tapi naluri Anabel berkata lain. Ia kembali memeriksakan diri lima minggu kemudian, hingga akhirnya dilakukan biopsi. Sayangnya, hasil pertama gagal karena sampel kedaluwarsa, dan pemeriksaan harus diulang.

Pada 28 Juli 2025, kabar buruk itu datang — hasil pemeriksaan menunjukkan ia mengidap leukemia.

“Aku langsung merasa dunia berhenti,” katanya. “Tapi di sisi lain, aku tahu aku harus kuat. Aku tidak mau penyakit ini mengatur hidupku.”

Kabar diagnosis itu memaksa Anabel dan tunangannya, Will Schleicher, membatalkan seluruh rencana besar pernikahan mereka, mulai dari pesta hingga bulan madu. Tapi mereka justru memutuskan sesuatu yang luar biasa: menikah hanya 12 jam setelah menerima hasil diagnosis.

Calon Pengantin Ini Gelar Pernikahan Kilat 12 Jam Setelah Didiagnosis Leukemia Agresif

“Kami tidak mau menunggu lagi,” kata Anabel. “Aku ingin menikah dengan cinta dalam hidupku, tak peduli kondisi apa pun yang sedang kuhadapi.”

Dalam waktu singkat, keluarga dan teman-teman mereka bergerak cepat. Seseorang mengatur lokasi, yang lain membawa bunga, dan seorang teman menyiapkan gaun pengantin sederhana.

“Itu pernikahan paling indah,” ujarnya. “Bukan karena besar atau glamor, tapi karena semua orang yang kami cintai ada di sana.”

Foto-foto pernikahan mereka pun viral, memperlihatkan Anabel tersenyum hangat dengan kepala tertutup scarf, memancarkan kekuatan di tengah ujian berat.

Kini, Anabel tengah menjalani fase konsolidasi kemoterapi, setelah melewati fase induksi untuk mencapai remisi. Ia dan Will tinggal bersama orang tuanya selama masa pemulihan agar perawatan berjalan lancar.

Meski harus berjuang setiap hari melawan leukemia, semangatnya tidak padam.

“Cancer is going to be embarrassed that it chose to mess with me,” (Kanker akan malu karena memilih melawanku), ujarnya tegas.

Ia juga mengungkapkan bahwa pengalaman ini membuatnya melihat hidup dengan cara baru.

“Dulu aku sibuk mengejar kesempurnaan untuk hari pernikahan,” kata Anabel. “Sekarang aku sadar, yang penting bukan pesta besar — tapi orang-orang yang mencintaimu.”

Kisah Anabel menginspirasi banyak orang yang juga sedang berjuang melawan penyakit berat. Ia rutin membagikan kabar kesehatannya di media sosial, menyebarkan semangat positif kepada pengikutnya.

“Setiap hari aku memilih untuk hidup dengan penuh syukur,” ujarnya. “Aku mungkin tidak tahu apa yang akan terjadi besok, tapi aku tahu aku tidak sendiri.”
(kim/people)