Ekbis

Empowering Indonesia Report: Pemanfaatan AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi 6,8 persen per Tahun

×

Empowering Indonesia Report: Pemanfaatan AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi 6,8 persen per Tahun

Sebarkan artikel ini
Empowering Indonesia Report: Pemanfaatan AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi 6,8 persen per Tahun
IOH (dokumentasi IOH)

Disrupsi.id, Jakarta – Indonesia tengah memperkuat langkah menuju kedaulatan digital melalui pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) berdaulat) yang dikembangkan dan dikendalikan oleh bangsa sendiri.

Laporan Empowering Indonesia Report 2025 dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan lembaga riset Twimbit menilai, adopsi AI berdaulat dapat menambah USD 140 miliar terhadap PDB nasional pada 2030, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 6,8 persen per tahun.

Sertifikat JMSI

Pemerintah menargetkan pengembangan 400 ribu talenta AI, membangun pusat data ramah lingkungan, serta memperkuat regulasi dan etika penggunaan teknologi.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyebut kedaulatan AI sebagai bagian dari kemandirian bangsa—membangun teknologi yang mencerminkan nilai Pancasila dan manfaat sosial.

Dengan fondasi digital yang kuat dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia diharapkan tak lagi menjadi pasar bagi teknologi asing, melainkan pembentuk inovasi global yang mendorong tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dan status negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2038. Salah satu pendorong utamanya adalah pemanfaatan AI berdaulat—yakni sistem kecerdasan buatan yang dikembangkan dan dikendalikan oleh bangsa sendiri.

Dalam peluncuran laporan tersebut, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menekankan bahwa kemandirian teknologi merupakan bagian dari kedaulatan bangsa.

“AI bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang kemandirian bangsa. Kedaulatan AI berarti membangun sistem yang mencerminkan nilai Pancasila, etika, dan manfaat bagi semua lapisan masyarakat,” ujarnya.

Laporan itu memperkirakan adopsi AI berdaulat bisa menambah USD 140 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2030, serta mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 6,8 persen.
Penerapan teknologi ini juga dapat meningkatkan produktivitas di berbagai sektor: 18 persen di jasa, 20 persen di manufaktur, dan hingga 8 persen di pertanian.

Namun, pertumbuhan itu hanya dapat tercapai bila Indonesia memperkuat infrastruktur digitalnya. Menurut laporan Twimbit, dibutuhkan investasi sekitar USD 3,2 miliar untuk memenuhi kebutuhan komputasi nasional hingga 2030. Saat ini, kapasitas pusat data AI di Indonesia masih di bawah 1 persen dari pasar global.

Empowering Indonesia Report 2025 merinci lima pilar utama yang harus dibangun untuk mencapai kedaulatan AI:

  • Infrastruktur digital yang kuat, termasuk pembangunan pusat data ramah lingkungan dan perluasan jaringan 5G.
  • Tenaga kerja berkelanjutan, dengan pengembangan 400 ribu talenta AI melalui pendidikan dan pelatihan hingga 2030.
  • Industri AI inovatif, hasil kolaborasi antara startup, universitas, dan pemerintah.
  • Riset dan pengembangan unggul, salah satunya lewat Sahabat-AI V2—model bahasa besar (LLM) berparameter 70 miliar yang mendukung bahasa Indonesia dan sejumlah bahasa daerah.
  • Regulasi dan etika kokoh, agar pengembangan teknologi sejalan dengan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Langkah-langkah ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dari pengguna menjadi pembentuk teknologi AI di tingkat global.

Vikram Sinha, President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung kedaulatan digital Indonesia.

“Kedaulatan AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang masa depan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Manoj Menon, CEO Twimbit, menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan AI di Asia. Dengan fondasi digital yang kuat dan ekosistem inklusif, Indonesia dapat memainkan peran strategis dalam ekonomi berbasis teknologi.

Laporan ini menutup dengan seruan agar seluruh sektor—pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat—bergerak selaras membangun ekosistem AI yang berdaulat, beretika, dan inklusif.
Dengan memperkuat infrastruktur digital, mencetak talenta masa depan, dan menegakkan tata kelola AI yang etis, Indonesia tidak lagi sekadar menjadi pasar teknologi, melainkan arsitek masa depan digitalnya sendiri. (dfn)

Kata kunci SEO: AI berdaulat, ekonomi digital Indonesia, kedaulatan teknologi, Indosat Ooredoo Hutchison, Twimbit, Nezar Patria, Sahabat-AI, Indonesia Emas 2045, transformasi digital