Disrupsi.id, Jakarta – Bayangkan lautan merah merayap di jalan-jalan dan hutan: itulah pemandangan tahunan di Pulau Christmas, Australia. Setiap tahun, lebih dari 100 juta kepiting merah (Gecarcoidea natalis) keluar dari persembunyian mereka untuk memulai perjalanan spektakuler menuju laut — ritual kawin yang menakjubkan sekaligus fenomena alam paling unik di dunia.
Jutaan kepiting merah ini berjalan bersamaan, memenuhi jalan, jembatan, bahkan halaman rumah penduduk. Warga setempat pun menyesuaikan aktivitas mereka: beberapa jalan ditutup, mobil dilengkapi garu dan blower daun untuk membantu perjalanan krustasea ini.
“Semua orang di sini menghormati kepiting,” kata Alexia Jankowski, manajer sementara Taman Nasional Pulau Christmas.
Migrasi ini dimulai begitu hujan pertama musim penghujan turun, biasanya antara Oktober dan November. Ritme perjalanan kepiting ini begitu presisi, dipandu oleh fase bulan dan pasang surut laut. Sebelum fajar pada puncak pasang tinggi, mereka mulai bertelur — bukti naluri luar biasa yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Menakjubkan, populasi kepiting merah di pulau ini kini mencapai 100 juta ekor, hampir dua kali lipat dari awal 2000-an. Peningkatan ini sebagian besar berkat pengenalan lebah mikro yang menekan populasi semut invasif Yellow Crazy Ant, yang sebelumnya memangsa kepiting dan merusak ekosistem.
Telur kepiting menetas menjadi larva kecil yang hanyut ke laut. Sebagian besar menjadi santapan ikan, pari, dan hiu paus, tapi sebagian kecil bertahan dan kembali sebulan kemudian sebagai kepiting mini. Dari yang kecil dan rapuh, lahirlah generasi baru yang akan memulai pawai merah menakjubkan berikutnya.
Migrasi kepiting merah Pulau Christmas bukan hanya tontonan menakjubkan, tapi juga pengingat bagi manusia: keberlanjutan dan harmoni alam terjaga hanya jika kita menghargai setiap makhluk, sekecil apa pun. (kim)
Kata kunci SEO: migrasi kepiting merah, Pulau Christmas, fenomena alam unik, Christmas Island crab migration, kepiting merah Australia, keajaiban alam dunia, migrasi hewan terbesar, populasi kepiting merah 100 juta, siklus kehidupan alam, fenomena alam langka