Showbiz

Thom Yorke Radiohead Tolak Manggung di Israel

×

Thom Yorke Radiohead Tolak Manggung di Israel

Sebarkan artikel ini
Thom Yorke Radiohead Tolak Manggung di Israel
Thom Yorke Radio Head (poto: ist)

Disrupsi.id, Jakarta – Keputusan Thom Yorke, vokalis Radiohead, untuk tidak lagi tampil di Israel bukan sekadar urusan jadwal tur. Ia menyebut dengan tegas bahwa dirinya “tidak ingin berada 5.000 mil di dekat rezim Benjamin Netanyahu.”

Langkah Yorke ini kembali menarik perhatian publik dunia. Setelah penampilan Radiohead di Tel Aviv pada 2017 menuai kritik dari kelompok pro-Palestina, Yorke mengaku sempat merasa “tercemar” saat seorang tokoh berpengaruh datang ke hotel mereka untuk berterima kasih. Momen itu, katanya, membuatnya sadar bahwa musik pun bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan.

Sertifikat JMSI

“Kami tak mendukung Netanyahu lebih dari kami mendukung Trump,” ujar Yorke dalam wawancara dengan Pitchfork.
“Tapi ketika kau sadar panggungmu bisa dijadikan alat pembenaran, kau mulai mempertanyakan segalanya.”

Rekan satu band-nya, Jonny Greenwood, memiliki pandangan sedikit berbeda. Greenwood menilai bahwa memboikot seni bukan solusi sederhana, dan mengingatkan agar publik tidak terjebak dalam cara berpikir “hitam-putih”.

Namun Yorke tampak memilih jalan yang lebih personal: berhenti di titik ketika panggung tak lagi terasa netral.

Dalam beberapa tur terakhir, Yorke bahkan sempat meninggalkan panggung setelah penonton menegurnya soal konflik Gaza — sebuah momen yang memperlihatkan betapa dalam luka moral itu mengendap di antara denting gitar dan sorotan lampu.

Di tengah tekanan publik dan perdebatan moral global, Radiohead kini berdiri di persimpangan antara idealisme dan industri. Yorke, bagaimanapun, menegaskan bahwa musik baginya bukan sekadar hiburan, tapi cara menegaskan posisi: bahwa diam pun bisa menjadi bentuk keberpihakan — hanya saja ia memilih untuk tidak diam.

Keputusan Yorke menolak tampil di Israel mungkin terasa jauh dari kehidupan sehari-hari publik Indonesia. Tapi substansinya menyentuh hal yang universal: sejauh mana seniman boleh — atau harus — memisahkan karya dari politik?

Dalam dunia hiburan global yang sering kali menoleransi ketidakadilan atas nama “profesionalitas”, langkah Yorke mengingatkan bahwa keberanian tak selalu tampil keras. Kadang, ia justru hadir dalam bentuk yang paling sederhana: memilih tidak naik panggung.

Yorke menolak menjadikan musik sebagai alat diplomasi, sekaligus menolak tunduk pada tekanan politik mana pun. Dan dalam diamnya, ia berbicara lantang — tentang batas antara seni dan moral, antara pertunjukan dan perlawanan.

Bagi banyak orang, musik adalah pelarian.
Tapi bagi Thom Yorke, musik adalah tempat terakhir di mana kejujuran masih bisa diselamatkan. (kim)