Disrupsi.id, Jakarta – Tren mengganti warna rambut mengikuti gaya idol K-pop kini tengah digandrungi anak muda. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kebiasaan ini bisa berdampak serius bagi kesehatan.
Seorang wanita berusia 20 tahun asal China didiagnosis menderita penyakit ginjal setelah mengganti warna rambut hampir setiap bulan demi meniru gaya rambut idolanya.
Perempuan bernama Hua dari Provinsi Henan itu mulai mengalami gejala seperti bintik merah di kaki, nyeri sendi, dan sakit perut. Setelah menjalani pemeriksaan medis, dokter menemukan adanya peradangan pada ginjalnya, seperti dilaporkan oleh The South China Morning Post.
Dokter Tao Chenyang dari Rumah Sakit Rakyat Zhengzhou mengatakan bahwa pasiennya sering mengunjungi salon hampir setiap bulan untuk meniru perubahan warna rambut sang idola. Identitas selebriti yang dimaksud tidak diungkapkan.
Tren idola K-pop yang sering mengganti warna rambut memang telah menginspirasi banyak penggemar untuk melakukan hal serupa. Gaya rambut berwarna pelangi yang dipopulerkan oleh Sehun (EXO) dan Hyoyeon (Girls’ Generation) termasuk yang paling banyak ditiru.
Bahaya Zat Kimia dalam Pewarna Rambut
Para ahli memperingatkan bahwa paparan zat kimia dalam pewarna rambut secara berlebihan bisa berbahaya.
Menurut American Cancer Society, pewarna rambut memiliki beragam komposisi kimia dan dikategorikan sebagai sementara, semi-permanen, dan permanen.
Pewarna permanen — juga dikenal sebagai oxidative dye atau coal-tar dye — mengandung zat seperti aromatic amines dan phenols, yang bereaksi secara kimia untuk menghasilkan warna. Pewarna berwarna lebih gelap umumnya memiliki konsentrasi bahan kimia lebih tinggi, yang dianggap paling berisiko dalam kaitannya dengan potensi kanker.
Risiko Kesehatan Jangka Panjang
Hasil studi laboratorium menunjukkan bahwa beberapa bahan kimia dalam pewarna rambut dapat menyebabkan kanker pada hewan, namun bukti pada manusia masih bervariasi.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya sedikit peningkatan risiko kanker kandung kemih di kalangan penata rambut dan barber, sedangkan hasil penelitian terhadap pengguna pewarna rambut pribadi masih tidak konsisten untuk jenis kanker seperti leukemia, limfoma non-Hodgkin, dan kanker payudara.
Meski demikian, belum ada bukti pasti seberapa besar penggunaan pewarna rambut dapat meningkatkan risiko kanker — jika memang ada. Karena itu, para ahli menyarankan untuk berhati-hati saat menggunakan pewarna rambut, di antaranya dengan:
- Menggunakan sarung tangan
- Melakukan uji tempel (patch test) sebelum pewarnaan
- Mengikuti petunjuk pemakaian secara hati-hati
- Dan menghindari penggunaan pada kulit kepala yang iritasi atau terluka
Efek Lain: Dari Alergi hingga Kerusakan Ginjal
Menurut National Institute of Health (NIH), penggunaan pewarna rambut kimia secara terlalu sering dapat menimbulkan risiko kesehatan di luar kanker, termasuk gangguan ginjal, masalah pernapasan, reaksi alergi, hingga kerontokan rambut.
Selain itu, wanita hamil juga disarankan membatasi penggunaan pewarna rambut, terutama selama trimester pertama kehamilan. (kim/ndtv)