BACA JUGA:
UEA membeli tanah di Herzliya, Israel, untuk membangun kedutaan permanen — langkah diplomatik baru setelah penandatanganan Abraham Accords 2020.
Disrupsi.id, Jakarta — Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah membeli sebidang tanah di Israel untuk membangun gedung kedutaan permanen, empat tahun setelah kedua negara menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik melalui Abraham Accords pada 2020.
Menurut laporan media Israel yang dikutip oleh Siasat Daily, otoritas pertanahan Israel atau Israel Land Authority mengonfirmasi bahwa proses pencarian lokasi dimulai sejak empat tahun lalu atas permintaan langsung dari Kantor Perdana Menteri Israel dan dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Herzliya, wilayah di utara Tel Aviv yang dikenal sebagai kawasan diplomatik dan bisnis.
Lokasi Strategis di Herzliya
Tanah yang dibeli terletak di kawasan Herzliya Pituach, area elite yang juga menampung sejumlah kedutaan besar negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Turki.
Transaksi pembelian tanah ini dilaporkan bernilai puluhan juta shekel Israel, meski ukuran pasti lahan serta jadwal pembangunan belum diumumkan secara resmi oleh kedua pihak.
Juru bicara Israel Land Authority menyebut,
“Proses ini melalui tahapan hukum dan administratif yang panjang. Kesepakatan final menunjukkan komitmen jangka panjang Uni Emirat Arab terhadap hubungannya dengan Israel.”
Langkah Diplomatik Baru
Langkah ini menjadi tonggak sejarah bagi UEA sebagai negara Teluk pertama yang membeli lahan di Israel untuk membangun fasilitas diplomatik permanen.
Sebelumnya, UEA telah membuka kedutaan sementaranya di Tel Aviv pada Juli 2021, yang menempati ruang di gedung Tel Aviv Stock Exchange.
Duta Besar UEA untuk Israel, Mohammed Al Khaja, saat itu mengatakan bahwa pembukaan kedutaan menjadi simbol awal dari “era baru kerja sama, perdamaian, dan kemajuan” antara kedua negara.
Pembelian tanah untuk kedutaan permanen kini memperkuat pesan tersebut.
“Pendirian gedung kedutaan secara permanen akan memperdalam hubungan bilateral dan memperkuat kerja sama ekonomi,” ujar seorang pejabat Israel yang dikutip oleh The Jerusalem Post.
Hubungan Ekonomi dan Politik
Sejak normalisasi hubungan pada 2020, kerja sama antara UEA dan Israel tumbuh pesat dalam berbagai sektor, mulai dari perdagangan, investasi teknologi, pariwisata, hingga pertahanan siber.
Menurut data Israel’s Central Bureau of Statistics, nilai perdagangan antara kedua negara mencapai lebih dari USD 3 miliar pada 2024, meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Meski hubungan kedua negara terus menguat, langkah UEA ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional akibat perang di Gaza.
Namun, pejabat UEA menyatakan bahwa proyek kedutaan ini merupakan bagian dari agenda diplomatik jangka panjang yang tidak terkait langsung dengan dinamika konflik.
“UEA tetap berkomitmen pada perjanjian perdamaian dan kerja sama regional,” kata seorang sumber diplomatik UEA kepada Siasat Daily.
Konteks Regional
Abraham Accords yang ditandatangani pada 2020 menandai normalisasi hubungan antara Israel dengan beberapa negara Arab, termasuk UEA, Bahrain, dan Maroko.
Langkah tersebut membuka jalur penerbangan langsung, investasi lintas negara, serta sejumlah proyek kerja sama di bidang energi dan keamanan.
Pembangunan kedutaan permanen UEA di Israel kini dianggap sebagai simbol kelanjutan proses normalisasi tersebut, sekaligus menegaskan posisi Abu Dhabi sebagai pemain kunci dalam hubungan diplomatik baru di kawasan Timur Tengah. (kim)