BACA JUGA:
Disrupsi.id, Medan – Dapur MBG yang berlokasi di Jalan Laksana, Lingkungan I, Kelurahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area, kembali didatangi warga pada Selasa (4/11/2025). Massa yang sebagian besar adalah ibu-ibu ini menuntut agar berkas lamaran kerja mereka segera dikembalikan.
Salah seorang ibu mengatakan dirinya khawatir data pribadi dan ijazah yang sudah diserahkan disalahgunakan.
“Nanti dipakai entah untuk apa-apa berkas yang kukasih sama mereka, jangan sampai berkas kami yang digunakan-tapi yang kerja orang lain,” ujarnya kepada wartawan.
Sekitar pukul 14.00, suasana di lokasi mulai memanas. Perdebatan antara warga dan pihak pengelola dapur MBG terjadi setelah salah satu pengelola diduga melontarkan ucapan bernada merendahkan.
Menurut warga, pernyataan salah satu pengelola MBG yang menyebut “warga setempat tidak dapat bekerja” membuat mereka tersinggung. Ucapan itu kemudian diralat dengan alasan lain soal usia pelamar, namun tetap dianggap tidak masuk akal, sebab sebagian besar pelamar berusia di bawah 40 tahun.
Sebelumnya, seorang karyawan MBG yang berdiri di depan pintu juga sempat membuat warga kesal dengan dengan mengatakan bahwa berkas lamaran mereka telah dikirim ke Jakarta. Jawaban itu justru membuat warga semakin curiga dan marah.
Situasi sempat memanas dan nyaris berujung bentrok, terutama karena suasana siang yang terik dan jawaban dari pihak MBG yang dinilai berbelit-belit.
Beberapa warga yang ikut berdemo bahkan dihardik oleh pengelola MBG bernama Agus. Ia menegur warga dengan ucapan “kamu kan tidak ikut mendaftar kenapa ikut demo !!”, padahal mereka adalah orang-orang yang sebelumnya membantu saat acara syukuran dapur MBG digelar Jumat lalu. Warga mengaku belum menerima bayaran setelah bekerja dari pukul 07.00 hingga 16.00.
Sekitar pukul 15.00, dua pekerja perempuan terlihat keluar dari area dapur MBG. Kepada warga, mereka mengaku berasal dari Tanjung Morawa dan Sukaramai serta memutuskan pulang karena sudah tidak tahan bekerja selama 17 jam. Salah satunya bertugas di bagian gizi dan satunya lagi di bagian akunting.
Kepada wartawan, pengelola MBG bernama Agus menjelaskan bahwa kedua pekerja tersebut merupakan bawaan dari SPPG dan bukan hasil rekrutmen pihaknya.
Sekitar pukul 17.30, aksi warga berakhir. Agus sempat menyampaikan permintaan maaf di depan warga dan menyebut pihaknya akan lebih berhati-hati dalam memilih pekerja karena tugas yang mereka kerjakan ini adalah demi membangun anak bangsa dan memastikan pekerjaan berjalan sesuai tujuan. Namun warga yang sudah terlanjur kecewa menyatakan akan kembali datang besok untuk menagih berkas lamaran berupa fotokopi KTP dan KK mereka. (Pujo)













