BACA JUGA:
disrupsi.id – Jakarta | Charlie Kirk, sosok yang dikenal sebagai salah satu aktivis konservatif paling berpengaruh di Amerika Serikat, tewas ditembak saat menghadiri acara Turning Point USA (TPUSA) di Utah Valley University, Orem, Rabu (10/9) waktu setempat. Insiden tragis ini langsung mengguncang jagat politik Amerika.
Presiden AS Donald J. Trump merespons cepat dengan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh pos militer dan kedutaan besar hingga Minggu (14/9). Keputusan ini disebut sebagai bentuk penghormatan atas jasa Kirk, yang selama ini dikenal sebagai motor penggerak gerakan konservatif muda dan sekutu dekat Trump.
Kirk lahir pada 14 Oktober 1993 dan mulai menancapkan pengaruhnya sejak usia 18 tahun ketika mendirikan TPUSA. Organisasi advokasi konservatif itu menjelma menjadi salah satu jaringan pemuda terbesar di AS. Dengan gaya retorika yang provokatif, Kirk menjadi ikon gerakan Make America Great Again (MAGA), sekaligus figur sentral dalam perebutan suara anak muda dan pemilih kulit berwarna untuk Trump di pilpres 2016 dan 2024.
Selain aktif sebagai CEO Turning Point Action, Kirk juga membangun basis massa besar melalui podcast The Charlie Kirk Show yang digemari ratusan ribu pendengar tiap bulan, serta tampil rutin di Fox News. Buku karyanya, The MAGA Doctrine (2020), bahkan masuk daftar bestseller.
Meski tidak pernah mengejar posisi resmi di pemerintahan, pengaruh Kirk terhadap arah politik Partai Republik tak terbantahkan. “Kami ingin mengubah budaya,” ujarnya kepada The New York Times Magazine, Februari lalu.
Tragedi penembakan itu terjadi saat sesi tanya jawab. Rekaman video memperlihatkan kepanikan massa usai terdengar letusan senjata, yang diduga ditembakkan dari atap salah satu gedung di area kampus. The Washington Post bahkan menyebut Kirk sebagai figur sayap kanan paling berpengaruh saat ini.
Kirk juga meraup kekayaan melalui podcast populer, acara pidato, dan buku-buku, termasuk The MAGA Doctrine yang menjadi bestseller pada 2020.
Di media sosial, ia aktif mengunggah pandangan konservatif tentang berbagai isu.
Menanggapi penusukan fatal yang tak diprovokasi terhadap seorang wanita kulit putih oleh pria kulit hitam, Kirk menulis di X pada Selasa
Dengan 5,5 juta pengikut di platform X, kematian Charlie Kirk bukan sekadar kehilangan bagi gerakan konservatif, melainkan juga menandai momen krusial dalam lanskap politik Amerika. Saat ini, penyelidikan intensif tengah dilakukan oleh pihak keamanan setempat untuk mengungkap pelaku penembakan. (aljazeera/kim)
Dengan 5,5 juta pengikut di platform X, kematian Charlie Kirk bukan sekadar kehilangan bagi gerakan konservatif, melainkan juga menandai momen krusial dalam lanskap politik Amerika. Saat ini, penyelidikan intensif tengah dilakukan oleh pihak keamanan setempat untuk mengungkap pelaku penembakan. (aljazeera/kim)
