disrupsi.id – Jakarta | Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara bagi Palestina-Israel. Ia menyampaikan duka atas krisis kemanusiaan di Gaza, mendesak dunia segera mengakui Palestina, serta menawarkan komitmen Indonesia mengirim pasukan perdamaian demi tercapainya perdamaian abadi di Timur Tengah.

Ini isi pidato Prabowo Subianto di Sidang Majlis Umum PBB ke-80 pada Selasa, 23 September 2025 pukul 09.00 waktu New York atau setara dengan 20.00 WIB

Yang Mulia Presiden Emmanuel Macron, Presiden Republik Prancis,

Yang Mulia Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi,
Yang Mulia para perwakilan negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, hadirin yang terhormat,
Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan penghargaan dan rasa hormat yang mendalam kepada Pemerintah Prancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinan mereka dalam menyelenggarakan musyawarah penting ini.

Hadirin sekalian,
Dengan hati yang berat, kita mengenang tragedi yang sedang berlangsung di Gaza. Ribuan nyawa tak berdosa – banyak di antaranya perempuan dan anak-anak – telah terenggut. Krisis pangan melanda, jutaan orang terpaksa mengungsi, dan bencana kemanusiaan terjadi di depan mata kita. Indonesia dengan tegas mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil.

Hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk membicarakan nasib rakyat Palestina, melainkan juga masa depan Israel, serta kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai penjaga perdamaian dunia. Kita memikul tanggung jawab historis untuk menegakkan keadilan dan mewujudkan perdamaian.

Yang Mulia,
Indonesia sekali lagi menegaskan komitmennya terhadap Solusi Dua Negara. Hanya dengan solusi inilah kita dapat mencapai perdamaian yang sejati. Kenegaraan Palestina harus diakui, dengan jaminan penuh bagi keamanan Israel. Indonesia juga menyatakan: ketika Israel mengakui kemerdekaan Palestina, maka Indonesia siap mengakui Negara Israel, serta mendukung segala bentuk jaminan keamanan bagi Israel.

Deklarasi New York telah membuka jalan yang damai dan adil menuju perdamaian. Kenegaraan harus berarti perdamaian, pengakuan harus berarti peluang nyata untuk perdamaian abadi. Perdamaian sejati hanya bisa dirasakan apabila diberikan untuk semua pihak.

Yang Mulia,
Kami mengapresiasi langkah negara-negara yang telah berada di sisi sejarah yang benar: Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara lainnya yang telah mengakui Palestina. Namun, bagi mereka yang belum bertindak, saya ingin menegaskan: sejarah tidak akan tinggal diam.
Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita bersama. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, dan kecurigaan yang telah memecah belah umat manusia.

Indonesia siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian, bila dibutuhkan, untuk memastikan proses perdamaian berjalan dengan aman dan adil.

Hadirin sekalian,
Umat manusia membutuhkan perdamaian. Bukan besok, bukan lusa, tetapi sekarang. Damai, damai segera.

Terima kasih.

(kim)