Ekbis

Blockchain Jadi Senjata Baru OJK dan Kemenparekraf Dorong Ekonomi Kreatif Nasional

×

Blockchain Jadi Senjata Baru OJK dan Kemenparekraf Dorong Ekonomi Kreatif Nasional

Sebarkan artikel ini
Blockchain Jadi Senjata Baru OJK dan Kemenparekraf Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
OJK

Disrupsi.id, Jakarta – Di era ketika dunia digital semakin mendominasi, kolaborasi antara OJK dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencuri perhatian publik.

Keduanya baru saja meluncurkan program ambisius bertajuk Infinity Hackathon OJK–Ekraf 2025, yang diyakini bakal jadi titik balik inovasi di sektor ekonomi kreatif Indonesia.

Sertifikat JMSI

Mengusung tema “Akselerasi Ekonomi Kreatif melalui Inovasi Digital dan Desentralisasi,” hackathon ini bukan sekadar lomba ide, tapi ajang kolaborasi lintas sektor yang akan memadukan kreativitas, teknologi, dan blockchain untuk menciptakan solusi nyata bagi para kreator Tanah Air.

Transformasi Digital: Game Changer bagi Industri Kreatif
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Digital, dan Kripto OJK, Hasan Fawzi, menegaskan bahwa transformasi digital akan menjadi game changer bagi industri kreatif Indonesia.

“Hackathon ini bukan hanya ajang ide, tapi langkah konkret untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif nasional,” ujarnya saat peluncuran di Pusat Inovasi OJK, Jakarta.

Menurut Hasan, inovasi yang dihasilkan dari acara ini diharapkan bisa membantu pelaku industri kreatif — dari musisi, desainer, hingga pengembang gim — dalam mengakses pembiayaan, mengelola hak cipta digital, dan memperluas jangkauan pasar.

Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam, mengungkapkan bahwa sektor ekonomi kreatif kini menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia.

Menurut data BPS 2024, sektor ini berkontribusi hingga Rp1.500 triliun terhadap PDB nasional, dengan 26 juta tenaga kerja, dan nilai ekspor yang tembus USD 20 miliar.

“Kami percaya pertumbuhan tercepat justru datang dari sektor digital — aplikasi, gim, hingga musik,” kata Neil.
“Dengan bantuan hackathon ini, para kreator bisa menemukan solusi untuk persoalan klasik seperti pembiayaan dan distribusi royalti.”

Blockchain dan Web3: Masa Depan Kreativitas Digital
Salah satu hal yang membuat Infinity Hackathon 2025 menarik adalah fokusnya pada teknologi Web3 dan blockchain.
Teknologi ini membuka peluang besar dalam menjaga transparansi, keamanan, serta kepemilikan karya digital — mulai dari NFT untuk seniman, hingga sistem DeFi bagi pembiayaan kreatif.

Program ini mengajak para inovator untuk mengembangkan solusi nyata dalam lima subtema utama:

  • Digital Rights & Authentication – Verifikasi hak cipta dan kepemilikan digital karya kreatif.
  • Transparent Creative Supply Chain – Rantai pasok karya kreatif yang transparan dari produksi ke distribusi.
  • DeFi for Creative Economy – Teknologi keuangan terdesentralisasi untuk pembiayaan kreatif.
  • NFT-Powered Creativity – Inovasi berbasis NFT untuk monetisasi karya.
  • Game-Fi: Play-to-Earn & Beyond – Gim digital yang tak sekadar hiburan, tapi juga membuka peluang ekonomi baru.

Kolaborasi Lintas Sektor, Dari Regulator hingga Komunitas
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Luthfy Zain Fuady, Djoko Kurnijanto, Ludy Arlianto, Dandy Yudha Feryawan, dan Asih Karnengsih dari Asosiasi Blockchain Indonesia.
Kolaborasi lintas sektor ini dikenal dengan konsep Pentahelix, yang memadukan peran pemerintah, industri, akademisi, komunitas, dan media.

“Melalui Infinity Hackathon, kami ingin membuka peluang ekonomi baru yang lebih inklusif, kreatif, dan berkelanjutan di era digital,” tutup Hasan. (dfn)