BACA JUGA:
Disrupsi.id, Garut — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak generasi muda untuk memperkuat nilai integritas dan tata kelola yang baik di sektor jasa keuangan. Ajakan ini disampaikan dalam kegiatan “OJK Mengajar” yang digelar di Universitas Garut, Jawa Barat, Kamis (16/10).
Kegiatan bertema “Penerapan Tata Kelola di Sektor Jasa Keuangan” ini menghadirkan Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, yang memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa. Turut hadir Rektor Universitas Garut Irfan Nabhani, Deputi Komisioner OJK Djonieri, dan Plt. Kepala OJK Tasikmalaya Melati Usman.
Dalam pemaparannya, Sophia Wattimena menegaskan pentingnya tata kelola yang sehat, transparan, dan beretika di sektor keuangan. Ia menilai, mahasiswa sebagai calon profesional memiliki tanggung jawab besar untuk memutus rantai praktik curang seperti kecurangan laporan keuangan (fraud) dan window dressing yang bisa merugikan masyarakat luas.
“Idealisme dan integritas generasi muda adalah aset besar bangsa. Namun masih banyak tantangan seperti korupsi dan kecurangan keuangan. Mahasiswa harus berani menjaga kejujuran dan menjadi bagian dari solusi,” ujar Sophia.
Sophia juga memperkenalkan Three Lines Model, yakni kolaborasi antara pelaku industri, lembaga profesi, dan regulator untuk memastikan tata kelola berjalan efektif. Menurutnya, nilai integritas harus menjadi bagian dari karakter pribadi sejak di bangku kuliah agar terbawa hingga dunia kerja.
“OJK tidak bisa bekerja sendiri. Integritas dan tata kelola harus menjadi budaya bersama di seluruh sektor,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Garut Irfan Nabhani menegaskan bahwa kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan tidak hanya dibangun lewat angka, tetapi juga lewat transparansi dan akuntabilitas.
“Kepercayaan punya nilai ekonomi. The Economics of Trust — biayanya adalah tata kelola yang baik,” ujar Irfan.
Ia juga mendorong mahasiswa agar menanamkan integritas dan pola pikir risiko (risk mindset) sejak dini.
“Integritas sekarang sudah menjadi mata uang baru. Tanpa itu, kinerja keuangan sehebat apa pun akan kehilangan makna,” tegasnya.
Melalui program “OJK Mengajar”, OJK berkomitmen memperkuat literasi keuangan, tata kelola, dan etika profesional di kalangan akademisi. Program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang cerdas finansial, beretika tinggi, dan siap membawa industri jasa keuangan menuju arah yang lebih berkelanjutan.
Dengan edukasi sejak dini, OJK ingin memastikan mahasiswa tidak hanya memahami teori keuangan, tetapi juga menanamkan nilai integritas sebagai fondasi utama dalam membangun kepercayaan publik dan stabilitas ekonomi nasional. (dfn)