Internasional

Badai Tropis Fengshen Ancam Pantai Timur, Ribuan Warga Filipina Dievakuasi

×

Badai Tropis Fengshen Ancam Pantai Timur, Ribuan Warga Filipina Dievakuasi

Sebarkan artikel ini
Badai Tropis Fengshen Ancam Pantai Timur, Ribuan Warga Filipina Dievakuasi
An aerial view shows flooded rice fields in Camalaniugan town, Cagayan province, north of Manila on September 23, 2025, after Typhoon Ragasa made landfall in the province [File: John Dimain/AFP]

Disrupsi.id, Filipina — Ribuan penduduk di pesisir timur Filipina terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah otoritas setempat mengeluarkan peringatan dini terhadap ancaman Badai Tropis Fengshen yang bergerak menuju Samudra Pasifik.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Filipina, pusat badai Fengshen diperkirakan melintas di dekat Pulau Catanduanes pada Sabtu malam (19 Oktober 2025).

Sertifikat JMSI

“Badai ini membawa angin kencang mencapai 80 kilometer per jam, disertai hujan deras yang berpotensi memicu banjir dan tanah longsor di wilayah pegunungan,” ujar pihak berwenang setempat.

Pihak berwenang menyebutkan bahwa lebih dari 9.000 warga telah dievakuasi ke lokasi aman seperti gedung sekolah dan pusat evakuasi sementara. Pemerintah provinsi juga mengimbau masyarakat di wilayah pesisir, dataran rendah, dan lereng bukit untuk segera mengungsi.

Dinas cuaca memperingatkan bahwa Fengshen bisa menyebabkan gelombang laut setinggi 1,2 meter yang berisiko menimbulkan banjir rob atau gelombang pasang di kawasan pesisir timur. Angin kuat juga dikhawatirkan merusak infrastruktur ringan seperti atap rumah, perahu nelayan, serta jaringan listrik.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Catanduanes mengatakan bahwa semua unit tanggap darurat telah disiagakan. “Kami sudah membuka tempat evakuasi dan menyiapkan logistik dasar seperti makanan, air, dan obat-obatan,” ujarnya.

Filipina termasuk salah satu negara dengan tingkat risiko bencana alam tertinggi di dunia. Setiap tahun, negara ini dilanda sekitar 20 badai dan topan tropis, sebagian besar datang dari arah Samudra Pasifik. Banyak di antaranya menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa, terutama di daerah yang ekonominya lemah.

Menurut para ilmuwan, perubahan iklim global membuat badai tropis kini menjadi lebih kuat dan tak terduga. Suhu laut yang meningkat mendorong pembentukan badai dengan tekanan rendah ekstrem, memperbesar potensi kerusakan di wilayah pesisir.

Badai Fengshen datang hanya beberapa minggu setelah serangkaian gempa bumi dan topan lain yang melanda Filipina dan menewaskan puluhan orang. Kondisi ini menambah beban bagi ribuan warga yang masih dalam tahap pemulihan dari bencana sebelumnya.

Otoritas menegaskan bahwa langkah evakuasi dini menjadi prioritas utama untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Pemerintah pusat juga telah menyiapkan bantuan logistik dan tim penyelamat untuk dikerahkan ke daerah terdampak.

Dengan datangnya badai Fengshen, Filipina kembali diingatkan akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Meski evakuasi besar-besaran telah dilakukan, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap potensi banjir bandang, tanah longsor, dan gangguan listrik dalam beberapa hari ke depan. (kim)