Ekbis

OJK-PBNU Kolaborasi Gelar Literasi Keuangan Syariah di Pesantren

×

OJK-PBNU Kolaborasi Gelar Literasi Keuangan Syariah di Pesantren

Sebarkan artikel ini
OJK-PBNU Kolaborasi Gelar Literasi Keuangan Syariah di Pesantren

Disrupsi.id, Magelang – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat literasi keuangan di berbagai lapisan masyarakat. Kali ini, OJK bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah (FEBIS) serta Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (SAKINAH) di Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang, Senin (20/10).

Acara ini bertepatan dengan momentum Hari Santri Nasional dan dihadiri lebih dari 2.000 santri serta 79 pelaku UMKM. Hadir pula Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, Ketua PBNU Bidang Ekonomi Fahmy Akbar Idries, dan Pengasuh Ponpes APIAsri KH. Achmad Izzudin.

Sertifikat JMSI

Friderica menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis sebagai pusat pendidikan dan penggerak ekonomi umat.

“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tapi juga motor ekonomi masyarakat. Melalui literasi keuangan syariah, kita dorong kemandirian umat agar mampu menciptakan kesejahteraan sosial secara berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menambahkan, sistem keuangan syariah memiliki tiga karakter utama: mendorong pemerataan ekonomi, memperkuat stabilitas nasional, dan menciptakan sistem keuangan yang inklusif. Nilai-nilai ini menjadi dasar OJK dalam memperluas akses serta literasi keuangan berbasis syariah di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Fahmy Akbar Idries dari PBNU menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi santri.

“Santri harus berani jadi pengusaha. Buka usaha kecil pun itu bentuk kemandirian. Semakin banyak santri yang mandiri, semakin cepat bangsa ini maju,” katanya.

Kegiatan FEBIS–SAKINAH juga menghadirkan workshop pengembangan usaha, business matching antara UMKM dan lembaga keuangan syariah, serta program Nahdlatul Ulama Business Catalyst (NUBIC) yang fokus pada edukasi, inkubasi, dan akselerasi UMKM dalam ekosistem ekonomi syariah.

OJK menilai peningkatan literasi keuangan di lingkungan pesantren merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi inklusif berbasis nilai keadilan dan keberlanjutan.

Masih di hari yang sama, Friderica bersama Ketua Dewan Komisioner LPS Anggito Abimanyu juga hadir di SMA Negeri 3 Yogyakarta dalam program OJK dan LPS Mengajar bertema “Generasi Muda Mandiri Finansial, Menuju Indonesia Emas.”

Sekitar 650 pelajar dan guru mengikuti sesi ini yang menjadi bagian dari HUT ke-14 OJK. Friderica mengingatkan generasi muda agar bijak dalam menggunakan layanan keuangan digital.

“Teknologi memang memudahkan hidup, tapi juga berisiko. Jangan mudah membagikan data pribadi dan pahami cara aman bertransaksi digital,” tegasnya.

Anggito menambahkan, keberhasilan seseorang dimulai dari kemampuan mengelola diri, bersyukur, dan konsisten mengejar tujuan.

Dalam acara ini, OJK juga memperkenalkan LMSKU (Learning Management System Edukasi Keuangan) dan program OJK PEDULI (Penggerak Duta Literasi Keuangan Indonesia), sekaligus mengukuhkan dua Duta Literasi Keuangan dari SMA N 3 Yogyakarta.

Melalui dua kegiatan tersebut, OJK menegaskan komitmennya dalam membangun ekosistem literasi keuangan nasional – dari pesantren hingga sekolah, dari UMKM hingga generasi digital – demi mencetak masyarakat cakap finansial menuju Indonesia Emas 2045. (dfn)